Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kartini-kartini yang Tersembunyi (atau Disembunyikan?)

7 April 2021   21:00 Diperbarui: 24 April 2021   12:45 1021
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yayuk adalah seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Taiwan dan sudah 3 tahun lebih bekerja di sana. Salah sebuah tugas harian Yayuk adalah menyiapkan makanan buat rumahtangga tempat dia bekerja.

Seorang Kartini muda asal Jawa yang amat sederhana, yang harus jauh-jauh merantau ke negeri orang demi membantu menghidupi keluarganya di Indonesia. Dilanda banyak kontroversi, bahkan dari orang Indonesia sendiri, Dik Yayuk maju terus dan kadang-kadang harus cuek dengan komentar tak enak yang dia harus terima.

Di sela-sela rutinitasnya, Dik Yayuk masih bisa meluangkan waktunya menjadi seorang Youtuber.

Menyimak salah sebuah video Dik Yayuk, saya mendapatkan pembelajaran berharga sbb:

1. Di atas segalanya, kita harus bersyukur bahwa kita masih diberi hidup dan kewarasan (kesehatan), hasil refleksi yang sangat arif setelah menyaksikan seorang gadis dengan autisme di Taiwan, yang setiap hari harus didampingi dan diawasi oleh ibunya.

2. Kita harus bersyukur bahwa kita masih bisa makan.
Dik Yayuk mengisahkan tentang hidup keluarganya di desa yang penuh dengan keprihatinan. 

Bagian dari kisah ini yang sangat menyentuh rasa kemanusiaan dan simpati saya adalah tatkala ibunda Yayuk memasak nasi kering, namun beliau sendiri tidak makan karena kuatir anak-anak beliau tidak cukup makan.
Kata Dik Yayuk, nasi kering yang dimasak ulang oleh sang ibunda itulah makanan paling enak yang pernah dia rasakan!

Yayuk terus berjuang di negeri yang nun jauh di sana, untuk memastikan bahwa setidaknya keluarganya di desa tidak lagi makan nasi kering.

Bravo Dik Yayuk, 加油 jiayou, 頑張って下さい ganbatte kudasai, tetap semangat, dan jangan pernah menyerah!

Superioritas Dik Yayuk: Semangat yang sangat tinggi yang sedikit pun tidak mengalah dengan kemiskinan maupun kekurangan makan, walau semua itu harus dia tukar dengan kebahagiaan "Mangan ora mangan asal ngumpul."

Dipersembahkan buat ibu kandungku almarhumah Lim Siucu, kedua ibu angkatku, almarhumah Ny. H. Pasaribu/br. Panjaitan dan Umi Roslina Siregar di Tanjungbalai Asahan, kelima Kartini di atas (enam bersama Bu Margot, saya tidak mau membuat ibu tersembunyi maupun disembunyikan), dan para Kartini lain yang tak kalah luar biasa, di mana pun kalian berada.

Jonggol, 7 April
Salam penuh hormat,

Johan Japardi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun