Mohon tunggu...
JOE HOO GI
JOE HOO GI Mohon Tunggu... Penulis - We Do What We Want Because We Can

Author Blogger, Video Creator, Web Developer, Software Engineer, and Social Media Manager in Jogjakarta, Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Mengkritisi Benang Kusut Dari Rohingya Sampai Uyghur

23 Desember 2019   22:57 Diperbarui: 26 Desember 2019   03:10 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengkritisi benang pertama terburai kusut sejak militer Myanmar mengambil tindakan penertiban sebagai pemulihan keamanan melalaui misi operasi militernya terhadap gerakan politik separatis ARSA. 

Demikian mengkritisi pada benang kedua terburai kusut sejak militer China  juga mengambil tindakan penertiban sebagai pemulihan keamanan melalaui misi operasi militernya terhadap gerakan politik separatis ETIM. 

Ternyata misi operasi militer yang dilakukan oleh otoritas resmi Myanmar dan China  juga dilakukan secara universal oleh semua otoritas resmi negara berdaulat di dunia tanpa terkecuali, termasuk di Indonesia, misalnya dalam operasi militernya terhadap kelompok sipil milisi bersenjata Republik Maluku Selatan (RMS), Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan Organisasi Papua Merdeka (OPM). 

Kritisi Kelima

Mengkritisi benang pertama terburai kusut sejak sebagian besar dari negara Islam tidak memberikan respek sikap solidaritas mereka kepada kelompok sipil milisi bersenjata jihadis ARSA dan para pengungsi warga sipil minoritas muslim Rohingya. 

Demikian mengkritisi pada benang kedua terburai kusut sejak sebagian besar negara Islam juga tidak memberikan respek solidaritasnya kepada kelompok sipil milisi bersenjata jihadis ETIM dan sebaliknya mensupport otoritas resmi RRT melakukan misi operasi militernya kepada kelompok sipil milisi bersenjata jihadis ETIM . 

Ironisnya lagi, ternyata sebagian besar negara yang berlabel kafir dan thoghut yang justru memberikan support misi kemanusiaan kepada para pengungsi etnis minoritas muslim Rohingya dan Uyghur.

Kritisi Keenam 

Mengkritisi benang pertama terburai kusut sejak sajian berita hoax dijadikan refrensi diviralkan seolah telah terjadi digdaya kejahatan kemanusiaan oleh militer Myanmar terhadap warga sipil etnis minoritas muslim di Rakhine. Betapa jahatnya penyebaran berita hoax berupa sajian photo yang memuat insiden peledakan truk tanki minyak mentah di Kongo yang menewaskan puluhan orang dan ratusan luka-luka telah diplintir beritanya seolah-olah para korban di Kongo itu adalah para korban warga sipil etnis minoritas muslim di Rakhine dari imbas operasi militer yang dilakukan oleh militer Myanmar.

Tokoh politikus selevel Mehmet Simsek yang waktu itu masih sebagai Wakil Perdana Menteri Turki  juga telah turut terlibat menyebarkan sajian berita hoax di akun twitternya @memetsimsek yang  mengunggah beberapa photo para korban bencana alam banjir bandang di Nepal, para korban bencana alam badai Topan di Nagris, para korban bencana alam gempa bumi di China, para korban kelaparan di Afrika dan korban warga sipil yang terikat di pohon akibat imbas dari konflik GAM di Aceh tapi telah diplintir sedemikian rupa diberi narasi yang menyesatkan seolah-olah para korban itu adalah warga sipil etnis minoritas muslim di Rakhine dari imbas operasi militer yang dilakukan oleh militer Myanmar. 

Mengkritisi benang kejahatan kemanusiaan di Xinjiang yang terburai kusut, misalnya sajian photo hoax dan narasi yang menyesatkan yang menggambarkan seolah-olah seorang pria warga sipil etnis minoritas muslim Uyghur sedang digelandang oleh aparat kepolisian yang hendak dieksekusi. Padahal sajian photo yang sebenarnya adalah seorang kepala sekolah taman kanak-kanak dari warga China karena terbukti meracuni sampai mati puluhan anak-anak TK sehingga patut untuk dieksekusi mati. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun