Filsafat, sering kali dipandang sebagai ilmu yang berat dan abstrak, sebenarnya adalah kunci untuk memahami hakikat mendasar dari segala sesuatu. Dalam konteks Islam, Filsafat Dakwah muncul sebagai disiplin ilmu yang esensial. Ia bukan sekadar teori, melainkan fondasi pemikiran kritis yang memastikan aktivitas dakwah tidak berjalan tanpa arah, melainkan memiliki kedalaman makna dan tujuan yang jelas.
Lantas, apa itu Filsafat Dakwah, dan bagaimana ia bertransformasi dalam sejarah peradaban Islam?
Apa Itu Filsafat Dakwah?
Filsafat Dakwah dapat dipahami sebagai cabang ilmu yang mengkaji secara mendalam tentang hakikat, tujuan, metode, dan nilai-nilai yang terkandung dalam aktivitas mengajak atau menyeru kepada kebaikan (dakwah).
mengajak, menyeru, atau memanggil. Secara istilah, ia adalah upaya mengajak manusia dengan cara bijaksana menuju jalan yang benar sesuai perintah Tuhan demi kebahagiaan dunia dan akhirat. Dengan kata lain, dakwah adalah usaha mengubah pribadi dan masyarakat menjadi lebih baik.
Memahami filsafatnya berarti kita mempertanyakan dasar-dasar ini, seperti hakikat alam (kosmologi), hakikat manusia (antropologi), dan hakikat Tuhan (teologi) yang dielaborasi untuk mencari kebenaran sedalam-dalamnya. Inilah yang membuat filsafat menjadi induk ilmu; filsafat menghasilkan pemikiran relatif dan spekulatif, yang kemudian dikembangkan menjadi ilmu melalui pembuktian empirik.
Berpikir Radikal: Memikirkan sesuatu hingga ke akar-akarnya (substansi masalah).
 * Bersifat Universal: Berpikir tentang hal-hal dan proses-proses yang bersifat umum.
 * Berpikir Sistematik dan Koheren: Berpikir secara bulat, logis, dan konsisten.
 * Berpikir Komprehensif: Mencakup secara menyeluruh.
Perkembangan dan Transformasi Dakwah dalam Sejarah