Menurut data Bank Dunia, Indonesia masih tergolong rendah dalam anggaran pendidikan per kapita dibandingkan negara tetangga. Di sisi lain, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa rata-rata gaji guru honorer masih jauh di bawah UMR. Fakta ini memperkuat alasan mengapa banyak guru beralih profesi.
Pertolongan Pertama bagi Guru
Untuk saat ini, solusi praktis yang bisa dilakukan adalah memperkuat program kesejahteraan melalui dana BOS dan tunjangan profesi, serta membuka peluang pendapatan sampingan berbasis komunitas. Guru juga perlu diberikan pelatihan kewirausahaan sosial agar tak hanya bergantung pada gaji formal.
Agar Tak Ada Lagi Guru yang Menyerah
Pencegahan terbaik adalah memperjuangkan sistem penggajian yang transparan dan layak. Masyarakat juga bisa membantu dengan mendukung produk dan jasa dari komunitas guru, agar mereka tetap merasa dihargai secara ekonomi maupun sosial.
Renungan Personal
Membaca kisah ini, saya merasakan getirnya realita: pendidikan kita masih kalah oleh sampah. Jika seorang guru harus memilih jalan ini demi keluarga, maka bukan ia yang salah, tetapi kita semua yang gagal memberi penghargaan layak. Saya bersyukur masih bisa belajar dari kisah seperti ini... dan berdoa agar suatu saat profesi guru kembali bermartabat.
"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya." (HR. Ahmad)
Kisah Sahroni adalah tamparan. Bahwa manfaat tidak selalu lahir di ruang kelas, kadang justru dari tumpukan sampah...
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI