Mohon tunggu...
jody aryono
jody aryono Mohon Tunggu... Konsultan IT dan Developer Sistem Berbasis AI | Assesor LSP Informatika

Seorang Senior IT Konsultan Teknologi dan juga Edukator Koding dan Kecerdasan Artifisial, yang fokus pada pengembangan Sistem berbasis AI dan solusi digital untuk instansi pemerintah, masjid, dan komunitas. Aktif menulis seputar teknologi, produktivitas, serta pemanfaatan kecerdasan buatan dalam kehidupan sehari-hari. Topik favorit saya antara lain: AI, dakwah digital, coding, dan edukasi masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tunggul,Hujan, dan Hati yang Lelah: Saat Dunia Diam,Langit Menjawab

23 Juli 2025   05:35 Diperbarui: 23 Juli 2025   05:32 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : AI Image Generated ChatGPT4o Prompt By Jody Aryono

Hening yang Menghantam

Pukul tiga dini hari. Angin berdesir pelan, tapi cukup menusuk dada. Di sebuah ruang kecil dengan cahaya lampu remang, seorang pria duduk bersandar di dinding. Matanya menatap kosong, tangannya menggenggam selembar kertas lusuh... proposal usaha yang tak pernah dilirik siapa pun.

Tak ada tangisan, hanya napas berat yang tertahan. Dunia seolah menutup telinga dan membiarkannya berbicara sendiri.

Mengapa Selalu Begini?

Dia tak malas. Dia tak bodoh. Dia sudah berusaha. Namun entah mengapa, setiap langkah selalu dihadang oleh tembok tak kasat mata. Semua ide seakan basi sebelum sempat dipresentasikan. Semua janji hanya tinggal pesan yang tak dibaca.

Dan kini, dia hanya duduk, menatap lantai yang dingin, bertanya... adakah yang mendengarnya?

Mungkin Bukan Dunia yang Harus Mendengar

Kadang, kita terlalu sibuk mencari perhatian manusia. Kita mendambakan validasi, dukungan, dan pengakuan dari sesama. Padahal, ada satu tempat yang tidak butuh proposal, tidak butuh presentasi, tidak butuh koneksi.

"Tempat itu bernama sajadah".

Tunggul dan Titik Terendah

Seperti tunggul pohon yang tinggal batangnya, begitulah dia merasa. Semua daun harapan gugur. Tapi di situlah letak keajaibannya. Tunggul yang tertanam, meski diam, masih hidup. Ia bisa tumbuh lagi... jika hujan turun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun