Mohon tunggu...
jody aryono
jody aryono Mohon Tunggu... Konsultan IT dan Developer Sistem Berbasis AI | Assesor LSP Informatika

Seorang Senior IT Konsultan Teknologi dan juga Edukator Koding dan Kecerdasan Artifisial, yang fokus pada pengembangan Sistem berbasis AI dan solusi digital untuk instansi pemerintah, masjid, dan komunitas. Aktif menulis seputar teknologi, produktivitas, serta pemanfaatan kecerdasan buatan dalam kehidupan sehari-hari. Topik favorit saya antara lain: AI, dakwah digital, coding, dan edukasi masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Sejarah AI: Era Turing dan Lahirnya Tes Kecerdasan Mesin

9 Juli 2025   07:00 Diperbarui: 8 Juli 2025   10:45 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: AI Generated Image ChatGPT4o Prompt By Jody Aryono

Setelah membuka pintu teori komputer universal, Alan Turing melangkah lebih jauh: ia mulai bertanya, bisakah mesin berpikir?

Pertanyaan ini bukan sekadar retoris. Di tahun 1950, Turing menulis makalah monumental berjudul “Computing Machinery and Intelligence”. Di dalamnya, ia menawarkan pendekatan revolusioner untuk menjawab pertanyaan itu: alih-alih memperdebatkan definisi “berpikir”, Turing menyarankan kita untuk mengujinya secara praktis.

Apa Itu Turing Test?

Turing mengusulkan sebuah eksperimen yang kini dikenal sebagai Turing Test. Bayangkan ada tiga ruangan: satu diisi oleh seorang manusia, satu lagi oleh mesin, dan satu lagi oleh seorang penanya manusia. Penanya ini berkomunikasi dengan keduanya lewat teks, tanpa tahu siapa yang manusia dan siapa yang mesin.

Jika penanya tidak bisa membedakan mana mesin dan mana manusia karena jawabannya sama-sama meyakinkan, maka mesin itu dianggap “cerdas”.

Sederhana? Justru itulah keindahannya. Tes ini tidak mengukur IQ, logika, atau kecepatan, tapi kemampuan mesin meniru kecerdasan manusia secara alami.

Kontroversi dan Kritik

Sejak awal, Turing Test menimbulkan perdebatan sengit. Banyak ilmuwan, filsuf, dan bahkan agamawan mempertanyakan:

  • Apakah meniru manusia berarti menjadi manusia?

  • Bisakah mesin benar-benar memiliki kesadaran?

  • Bagaimana dengan empati, intuisi, atau nilai moral?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun