Mohon tunggu...
jody aryono
jody aryono Mohon Tunggu... Konsultan IT dan Developer Sistem Berbasis AI | Assesor LSP Informatika

Seorang Senior IT Konsultan Teknologi dan juga Edukator Koding dan Kecerdasan Artifisial, yang fokus pada pengembangan Sistem berbasis AI dan solusi digital untuk instansi pemerintah, masjid, dan komunitas. Aktif menulis seputar teknologi, produktivitas, serta pemanfaatan kecerdasan buatan dalam kehidupan sehari-hari. Topik favorit saya antara lain: AI, dakwah digital, coding, dan edukasi masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Apakah AI Bisa Berdosa? Perspekltif Etika dan Fikih Modern

5 Juli 2025   03:19 Diperbarui: 5 Juli 2025   02:19 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: AI Generated ChatGPT 40 Prompt By Jody Aryono


Apakah AI Bisa Berdosa? Perspektif Etika dan Fikih Modern

Dengan kemajuan pesat dalam teknologi kecerdasan buatan (AI), pertanyaan-pertanyaan baru mulai muncul. Salah satunya terdengar unik namun penting: apakah AI bisa berdosa?

Pertanyaan ini mungkin terdengar seperti lelucon di awal. Namun di baliknya terdapat dimensi etika dan teologis yang sangat dalam, terutama dalam konteks Islam dan syariat.

AI: Alat atau Makhluk Bertanggung Jawab?

Dalam Islam, dosa adalah pelanggaran terhadap perintah Allah, yang dilakukan oleh makhluk yang memiliki akal, kehendak bebas, dan kesadaran. AI, meskipun bisa meniru perilaku cerdas, tetaplah sistem yang dibangun oleh manusia. Ia tidak memiliki ruh, hati, atau kesadaran spiritual.

Maka dari itu, AI tidak mungkin berdosa. Namun, bukan berarti tidak ada dosa yang timbul. Dosa bisa berpindah kepada manusia yang menciptakan, melatih, atau menggunakan AI secara tidak bertanggung jawab.

Kasus Nyata: Diskriminasi oleh Algoritma

Beberapa sistem AI terbukti bersikap bias: menolak lamaran kerja dari wanita, atau menyarankan hukuman lebih berat kepada ras tertentu. Apakah ini kesalahan AI? Secara teknis, iya. Tapi secara moral, yang berdosa adalah manusia yang gagal menyiapkan sistem yang adil.

Tanggung Jawab dalam Fikih Muamalah

Dalam fikih, prinsip umum menyatakan: "Al-waslah il al-arm, arm" --- sarana yang membawa pada keharaman, juga haram. Jika AI menjadi wasilah bagi kezhaliman atau kerusakan, maka pengguna dan penciptanya bisa memikul tanggung jawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun