Langkah itu tak mudah. Pro dan kontra mengiringinya. Ada kritik, ada pujian. Tapi di antara itu semua, Jennie berdiri teguh: “Saya ingin mencoba hal baru, berkembang sebagai artis, bukan hanya penyanyi.”
Dalam dunia fashion, langkahnya lebih kokoh. Chanel, Calvin Klein, Jacquemus, hingga Hera berlomba menggaetnya sebagai wajah kampanye. Dalam satu pekan mode di Paris, Jennie bisa hadir di tiga fashion show sekaligus dan tetap menjadi pusat perhatian.
Yang menarik, Jennie tidak pernah secara eksplisit mengklaim dirinya sebagai “influencer” atau “fashionista”. Ia hanya mengenakan apa yang membuatnya nyaman—dan dunia mengikutinya. Di situlah letak keajaibannya: ia tidak berusaha menjadi ikon. Ia hanya menjadi dirinya sendiri.
Perjalanan Jennie adalah cermin dari banyak anak muda yang mencoba menemukan ruangnya di dunia. Ia bukan sosok yang tanpa cela, bukan pula bintang yang lahir dalam semalam. Ia adalah seseorang yang terus belajar bertumbuh, menyesuaikan diri, dan berani menunjukkan sisi manusiawinya di tengah tuntutan untuk selalu sempurna. Mungkin di sanalah letak pesonanya yang paling nyata—ia berhasil menyentuh dunia, justru karena ia tetap menjadi dirinya sendiri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI