Mohon tunggu...
Joan Pangemanan
Joan Pangemanan Mohon Tunggu... Sekretariat Jenderal DPR RI

CPNS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menjadi Abdi Negara yang Unggul melalui Lensa Wawasan Kebangsaan dan Kesiapsiagaan Bela Negara

8 September 2025   19:35 Diperbarui: 8 September 2025   19:35 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Perjalanan PNS atau Pegawai Negeri Sipil menuju profesionalisme tidak selalu diukur dengan keterampilan teknis dalam bidang pekerjaannya melainkan dengan pemahamannya terkait wawasan kebangsaan dan kesiapsiagaan untuk membela negara. Tidak hanya itu, Wawasan Kebangsaan dan Nilai Bela Negara, Analisis Isu Kontemporer, serta Kesiapsiagaan Bela Negara, hadir sebagai fondasi krusial dalam membentuk PNS yang berkarakter, berintegritas, dan senantiasa menjadi garda terdepan penjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Calon PNS diharapkan untuk mendapatkan pemahaman mendalam dan kemampuan aplikatif agar mampu menginternalisasi, menerapkan, mengaktualisasikan, serta membiasakan diri (habituasi) dengan nilai-nilai bela negara dalam setiap sendi kehidupan dan tugas pekerjaan.

Wawasan Kebangsaan dan Nilai Bela Negara

Sebagai Calon PNS, tentunya kita harus mengetahui sejarah Indonesia dalam membangun kesatuan, menumbuhkan rasa cinta tanah air, hingga memegang empat konsensus dasar yang menjadi pilar negara Indonesia.

Pencapaian Bersejarah dan Pembentukan Identitas Negara

  • Pada 20 Mei 1908, Boedi Oetomo menandai awal dari pergerakan nasional yang didorong oleh mahasiswa STOVIA seperti Soetomo dan juga gagasan Wahidin Soedirohoesodo untuk meningkatkan edukasi dan budaya rakyat. Meskipun anggotanya didominasi oleh Suku Jawa, namun mereka memiliki tujuan untuk menyatukan semua suku di Hindia Belanda dalam satu slogan "Saudara Sebangsa."

  • Di tahun 1928, Sumpah Pemuda hadir untuk menyatukan bangsa dengan deklarasi satu tanah air, satu bangsa dan satu Bahasa Indonesia. Terpilihnya Bahasa Indonesia yang lebih mirip dengan Bahasa Melayu adalah untuk menunjukkan bahwa tidak adanya sentimen kesukuan atau egoisme kedaerahan, karena Bahasa Jawa, yang memiliki jumlah penutur terbanyak, tidak dipilih. 

  • 17 Agustus 1945 menjadi puncak dari kesusahan, diplomasi, dan tekad dari rakyat untuk merdeka. Walaupun ada banyak ketidaksetujuan secara internal dan tekanan dari pihak luar, Soekarno dan Hatta berhasil mencapai konsensus dan mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia.

  • Pancasila dan UUD 1945 menjadi ideologi dan dasar hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kompromi dalam mengubah salah satu sila yang dianggap terlalu menjurus ke satu agama menunjukkan bahwa pendiri bangsa tetap mengutamakan persatuan dan kesatuan di atas kepentingan golongan tertentu. 

  • Semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berasal dari ajaran Mpu Tantular dari Kerajaan Majapahit memperkuat prinsip bahwa perbedaan suku, bahasa, budaya dan kepercayaan merupakan salah satu kekuatan rakyat Indonesia.

  • Beberapa simbol dari identitas nasional termasuk Bendera Merah Putih, Bahasa Indonesia, lambang Garuda Pancasila hingga lagu kebangsaan "Indonesia Raya," bukanlah formalitas semata. Simbol-simbol tersebut menjadi pengingat akan pengorbanan dan prinsip yang menyatukan bangsa.

Nilai-nilai Dasar Bela Negara

Membela negara tidak hanya dilakukan dengan bergabung dalam TNI, tetapi juga melalui ilmu, kerja nyata, dan menjaga persatuan. Sebagai PNS, membela negara berarti tetap setia, berintegritas dan memiliki rasa kepemilikan akan negara ini. 

  • Cinta Tanah Air: Mendukung produk lokal, menjaga wilayah Indonesia dan melestarikan lingkungan.

  • Sadar Berbangsa dan Bernegara: Memiliki sikap profesional, taat hukum dan norma, netral dari politik, dan mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi.

  • Pancasila sebagai Ideologi Negara: Menerapkan nilai-nilai Pancasila dan menjadi agen penyebar nilai Pancasila.

  • Rela Berkorban untuk bangsa dan Negara: Berpartisipasi dalam pembangunan, membantu dengan tenaga dan pikiran dan melayani dengan jujur.

  • Memiliki Kemampuan Dasar Bela Negara: Menjaga kesehatan fisik dan mental, meningkatkan kompetensi diri, juga memiliki kewaspadaan dini.

Analisis Isu Kontemporer

PNS diharapkan dapat memahami, mengidentifikasi dan menganalisis isu-isu strategis kontemporer yang ada di lingkungan masyarakat dan merumuskan alternatif pemecahan masalahnya. Lingkungan yang mengalami perubahan strategis yang cepat, masif dan rumit menjadi salah satu tantangan bagi bangsa Indonesia dalam skala global. Untuk itu, PNS juga harus adaptif dalam berpikir kritis terkait isu-isu tersebut.

Ancaman Utama Nasional

  • Korupsi: Disebut sebagai 'kejahatan yang terwariskan,' korupsi menjadi penyebab hancurnya kerajaan-kerajaan besar seperti Sriwijaya, Majapahit dan Mataram. Tidak hanya PNS, masyarakat juga memiliki peran penting dalam mencegah dan memberantas korupsi, dengan bersikap jujur, menghindari konflik kepentingan, dan melaporkan tindakan korupsi.

  • Narkoba: Pada tahun 2014, Presiden Joko Widodo menyatakan Indonesia Darurat Narkoba dengan tingkat ancaman yang kritis. Lembaga mandiri dan independen seperti BNN memiliki program yang baik untuk pemberantasan dan pencegahannya.

  • Terorisme dan Radikalisme: Ancaman-ancaman tersebut datang dari kekecewaan, ekstremisme dan salah tafsir agama. Program deradikalisasi, pendidikan yang memadai dan penguatan ketahanan ideologis bangsa perlu ditingkatkan untuk memangkas ancaman tersebut.

  • Pencucian Uang (Money Laundering): Tindak pidana ini memiliki skala global dan dapat mengancam stabilitas ekonomi nasional. Sebagai PNS, kita harus mengerti dengan betul prosedur pelaporan dan transparansi keuangan agar terhindar dari pencucian uang.

  • Proxy War: Perang ideologi, ekonomi hingga psikologis yang seringkali dilakukan oleh orang asing, menjadi beberapa tanda dari Proxy War. Solusi yang dapat kita lakukan adalah untuk memperkuat ideologi dan persatuan nasional dalam melawan manipulasi itu.

  • Kejahatan Komunikasi Massa (Cyber Crime, Hate Speech, dan Hoax): Penyalahgunaan media hingga kejahatan siber dan berita palsu menjadi tantangan baru di zaman ini. PNS harus mempraktikkan literasi digital di tengah arus media yang sering berubah. Selain itu, perilaku daring juga harus dijaga dan memiliki rasa tanggung jawab untuk mendorong penggunaan media sosial yang konstruktif.

Teknik Analisis Isu

  1. Teknik Tapisan Isu: Menggunakan kriteria AKPK (Aktual, Kekhalayakan, Problematik, Kelayakan) atau USG (Urgency, Seriousness, Growth) untuk menetapkan isu yang berkualitas.

  2. Teknik Analisis Isu Mendalam: Menggunakan Mind Mapping (mencatat secara visual, memanfaatkan otak kiri-kanan, fleksibel, meningkatkan pemahaman), Fishbone Diagram (mengidentifikasi sebab-akibat dengan kategori 6M: Man, Machine, Method, Material, Money, Market), dan Analisis SWOT/TOWS (mengkombinasikan peluang, ancaman, kekuatan, kelemahan). Matriks Internal Eksternal (I-E) juga digunakan untuk menentukan strategi pertumbuhan, stabilitas, atau penciutan berdasarkan skor IFAS dan EFAS.

Kesiapsiagaan Bela Negara

PNS perlu menjaga kesehatan fisik, mental dan moral dalam menjalani tugas sebagai pelayan publik. Tidak seperti generasi sebelum kemerdekaan yang menggunakan busur dan tombak, saat ini pelayan publik menggunakan semangat yang sama lewat integritas dan pelayanan terhadap publik. 

Kemampuan Awal Bela Negara

  1. Kesehatan Jasmani dan Mental: Menjaga gaya hidup yang sehat lewat nutrisi dari asupan makanan, olahraga rutin dan kontrol emosi.

  2. Etika, Etiket, dan Moral: Memegang teguh kejujuran, nasionalisme, berperilaku yang tepat dan menghormati aturan baik formal maupun non-formal.

  3. Kearifan Lokal: Mengembangkan nilai - nilai kultural dan adat istiadat sebagai sumber dari pengembangan diri yang nasionalis.

Kegiatan Kesiapsiagaan Bela Negara dalam Pelatihan Dasar CPNS

  1. Peraturan Baris Berbaris: Menanamkan disiplin.

  2. Keprotokolan: Pelatihan protokol untuk upacara formal.

  3. Team Building: Memupuk kerja sama antar CPNS.

  4. Caraka Malam dan Api Semangat Bela Negara (ASBN): Mengembangkan loyalitas dan keberanian.

Penyusunan Rencana Aksi Bela Negara

Penyusunan rencana aksi bela negara dapat diperinci dengan cara-cara penerapan prinsip yang selama ini diterima selama pelatihan. Rencana tersebut dapat mencakup tindakan yang terukur, jadwal, dan indikator kinerja.

Melalui kesadaran sejarah, kompetensi analitis, dan ketahanan praktis, para calon pemimpin ini siap menghadapi tantangan apa pun. PNS dapat menggunakan 3 hal tersebut dalam mengarungi lautan perjalanannya untuk profesional, berintegritas dan berwawasan kebangsaan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun