Mohon tunggu...
Jn. Aether
Jn. Aether Mohon Tunggu... Penulis - Freelance Writer

Hi, I’m Aether, a single-mother, storyteller, poet, and content writer, who likes to share my ideas over a cup of coffee and tea 🍃☕️. Sometimes, the quietest people have a thousand brilliant ideas in their minds.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Sisi Gelap di Balik Fenomena Ngabuburit: Potensi Dampak Negatif dan Solusinya

18 Maret 2024   11:40 Diperbarui: 18 Maret 2024   12:23 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ngabuburit (pexel.com/RDNE Stock Project)

Ngabuburit, tradisi menunggu waktu berbuka puasa di bulan Ramadhan, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya masyarakat Indonesia. Aktivitas ini biasanya diisi dengan berbagai kegiatan, mulai dari berburu takjil, bersantai di taman, hingga berbelanja di pusat perbelanjaan.

Sejarah Singkat Ngabuburit
Tradisi "ngabuburit" sudah ada sejak zaman dahulu, jauh sebelum Indonesia merdeka. Asal kata "ngabuburit" berasal dari bahasa Sunda, yaitu "ngalantung ngadagoan burit" yang berarti "bersantai sambil menunggu waktu sore". Kata "burit" dalam bahasa Sunda berarti "sore hari".

Awalnya, tradisi ngabuburit di Jawa Barat diisi dengan kegiatan mencari takjil atau makanan berbuka puasa. Biasanya, anak-anak akan membawa kantong plastik atau wadah untuk menampung takjil yang dibagikan di masjid atau mushola.

Seiring waktu, tradisi ngabuburit berkembang menjadi lebih beragam. Masyarakat mulai mengisi waktu sore hari di bulan Ramadhan dengan berbagai kegiatan, seperti berburu takjil, olahraga sore atau berbelanja.

Fenomena Ngabuburit di Era Modern
Sementara itu, seiring perkembangan zaman, ngabuburit di era modern menjadi semakin beragam dan kreatif. Berbagai kegiatan ngabuburit yang menarik dan inovatif pun bermunculan, seperti festival kuliner, pertunjukan musik religi, dan kegiatan sosial lainnya.

Namun, sayangnya di balik kemeriahan dan keceriaannya, fenomena "ngabuburit" juga membawa potensi dampak negatif yang perlu diperhatikan. Yuk, simak beberapa di antaranya :

1.  Kemacetan dan Kecelakaan Lalu Lintas
Peningkatan aktivitas "ngabuburit" sering kali memicu kemacetan dan meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas. Volume kendaraan yang meningkat di jalan raya, terutama menjelang waktu berbuka puasa, bisa menyebabkan situasi lalu lintas yang tidak terkendali.

2.  Pengeluaran Boros dan Konsumsi Berlebihan
Suasana Ramadhan dan tradisi "ngabuburit" terkadang mendorong masyarakat untuk membeli dan mengonsumsi makanan secara berlebihan. Hal ini tidak hanya dapat berdampak pada kesehatan, tetapi juga menimbulkan beban keuangan yang tidak perlu.

3.  Sampah dan Pencemaran Lingkungan
Kegiatan "ngabuburit" di tempat-tempat umum sering kali menghasilkan sampah yang berlimpah. Jika tidak dikelola dengan baik, hal ini dapat menyebabkan pencemaran lingkungan yang berpotensi merusak ekosistem.

4.  Gangguan Keamanan dan Ketertiban
Di beberapa tempat, terutama di perkotaan, "ngabuburit" dapat memicu gangguan keamanan dan ketertiban, seperti tawuran antar remaja atau aksi kriminalitas lainnya. Hal ini mengganggu ketenangan masyarakat serta menimbulkan rasa tidak aman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun