Mohon tunggu...
Joko Martono
Joko Martono Mohon Tunggu... Penulis - penulis lepas

belajar memahami hidup dan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Melarisi Barang Klitikan, Memberdayakan "Wong Cilik"

28 Januari 2022   18:09 Diperbarui: 29 Januari 2022   08:25 1214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasar Klitikan Niten, Jalan Bantul, sore tadi (dokumen pribadi) 

Mengisi waktu senggang bilamana suasana memungkinkan, cuaca cerah, tak ada acara penting lainnya- ada kalanya saya menyempatkan waktu untuk meliat-liat suasana sekitaran, sambil menghirup hawa segar di luaran.

Sore tadi selepas giat harian, mumpung cuaca bersahabat, sengaja saya jalan-jalan seputaran Pasar Niten Baru, terletak di Jalan Bantul, Km.5,5.

Pasar Niten ini terdiri atas dua blok. Sisi selatan sebagai pasar tradisional, sedangkan blok/bagian utara, setiap sore hingga malam diperuntukkan penjualan barang bekas (barkas) atau dalam istilah Jawa/Jogja dan sekitar disebut klitikan. Di daerah lain sering disebut loak, atau pasar loakan.

Di bagian dalam pasar, berjajar rapi kios-kios barkas, sebagian besar berupa ordeldil dan asesoris sepeda motor, sebagian lagi barang elektronik, HP/asesoris, radio, speaker, peralatan rumah tangga, barang antik, hingga barang lawas yang masih layak digunakan.

Masih di pasar yang sama, bagian depan pasar, di beberapa selasar beralaskan sederhana sejak siang hingga sore juga digelar lapak-lapak klitikan, menawarkan aneka barkas dengan harga damai seperti lazimnya setelah terjadi kesepakatan tawar menawar. Hanya saja, di lapak luar pasar tersebut jika gerimis/hujan datang, siap-siap bubar atau tutup sementara.

Asyiknya mengunjungi pasar klitikan Niten ini, mengingat lokasinya mudah ditempuh, berada di pinggiran kota Yogyakarta, pengunjung tidak berjubel, parkir luas, juga di seberang jalan tersedia taman kuliner menyediakan berbagai menu.

Nah mungkin masih ada yang belum tau, kenapa disebut klitikan?

Jika dilihat dari namanya saja klitikan. Aneka barang yang dijual ditumpuk dan berjejer sehingga jika dipilih-pilih kemudian barang bekas yang hendak diambil, dikais-kais atau dikumpulkan satu sama lain terjadi sedikit benturan dan bersuara klitik-klitik. Itulah  sekilas ceritanya, Lur !

Asyiknya lagi, berkunjung ke pasar klitikan, tidak membeli pun boleh, hanya liat-liat sapa tau ada yang cocok bisa dibeli. 

Ini, mirip-mirip ketika saya dulu masih sekolah, sering mengunjungi toko buku Gramedia Jogja, di lantai atas (lantai 3) hanya liat-liat dan boleh baca sekilas buku-buku terbitan baru, membelinya kalau sudah tersedia anggaran, wkwk...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun