Tidak sedikit kalangan profesional dan para intelektual yang menulis di medium ini, sumber daya informasi bisa bermanfaat manakala persoalan publik yang dilontarkan secara bebas (dan bertanggung jawab) mengundang respons/komentar relevan sehingga upaya saling melengkapi semakin tumbuh.
Nah, sekilas catatan yang perlu digarisbawahi berkait berlangsungnya diskusi publik atau interaksi sosial antara lain perlunya dicipta pola diskusi dewasa, dalam artian bahwa komunikasi antarkompasianer jangan sampai menjurus saling menyalahkan atas dasar pembenaran diri.
Tanggapan dalam komentar terhadap sebuah tulisan (yang mungkin kurang sepemikiran) jangan sampai terkesan pada munculnya sikap arogansi sepihak. Ini mengingat cara pandang seseorang dalam membahas suatu persoalan -- tentunya tidak layak dipaksa harus sama dengan cara pandang mereka yang menilainya.
Apalagi mengingat para penghuni kompasiana.com yang heterogen, pilihan yang kiranya paling sesuai adalah dengan membangun interaksi empatik antarkompasianer. Empatik di sini dimaksudkan sebagai bentuk interaksi di mana komunikan (penerima informasi atau pembaca) ikut merasakan apa yang dirasakan, apa yang terkonsep dalam benak komunikator (penyampai informasi atau penulis) yang selanjutnya terjadilah pertukaran makna atau transfer of meaning.
Membiasakan diri untuk berempati akan membentuk sikap/perilaku seseorang saling menghargai, saling mengasihi, saling melengkapi, dan tentunya saling bertoleransi, sehingga dalam menghadapi segala persoalan termasuk dalam "menggauli" kompasiana.com semakin nyaman, aman, tambah wawasan, dan banyak teman. Itu saja sekadar berbagi tulisan ringan di akhir pekan ini. Salam damai untuk semuanya.
JM (13-1-2018).