Mohon tunggu...
JIZAN MUFIDA
JIZAN MUFIDA Mohon Tunggu... -

Aku sekarang sudah 13 tahun, suka membaca, yang paling sering akau lakukan membaca komik dan artikel-artikel tentang group musik Korea dan Jepang. Mamaku bilang aku punya bakat menulis dan kata mamaku juga aku harus sering berlatih. Maka aku jadi kompasianer.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Baru Saja Terjadi

6 Juni 2013   09:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:28 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

sumber gambar: animawriter.com (lanjutan Ini Tentang Aku) “Gita ayo cepat..!! kita akan terlambat” “Iya! Bersabarlah…” “Hey, acara kelulusan akan dimulai pukul 8, segera kenakan sepatumu!” pinta Fia padaku. “Baiklah aku siap, Ayo berangkat!” Aku dan Fia berjalan menuju sekolah sambil sedikit berlari karena waktu terus berjalan memaksa kami untuk lebih cepat. “Kak Gita!” seru seseorang tiba-tiba. “Satria?” pikir kami melihat Satria yang kebetulan lewat sambil menenteng tasnya dengan keren. “Sedang apa kau? Kau tidak segera berangkat ke sekolah?” Tanya Fia pada Satria. “Tentu saja, sama seperti kalian aku terlambat” “Sudahlah kita punya banyak waktu mengobrol di sekolah, ayo berangkat!” pintaku. Kami bertiga benar-benar berlari kali ini karena waktu yang sudah menunjukan pukul 07:50. Beruntungnya kami sampai di sekolah tepat ketika para murid kelulusan mulai berbaris rapi untuk memulai upacara kelulusan. “Tidakkah kita lupa sesuatu?” Tanya Fia. “Sepertinya tidak, kau merasakan sesuatu?” Tanyaku heran. “Akh, di mana Satria?” “Owh, dia akan berbaris bersama para adik kelas” jawabku santai. “Kenapa dia hanya berbicara padamu? Lagipula dia hanya memanggil namamu tadi” “Sudahlah, tidak ada waktu untuk itu” Aku dan Fia duduk di barisan depan bersama para murid kelulusan menyanyikan lagu kelulusan, setelah ini pun nama kami akan dipanggil satu persatu untuk mengucapkan beberapa patah kata dan meresmikan kelulusan kami. “Sifia Dewi” Nama Fia pun dipanggil oleh Satria yang menjabat sebagai Presiden sekolah,setelah beberapa murid maju ke depan. Aku kurang mendengarkanapa yang dia katakan,” bodoh!”. Fia pun menyelesaikan pidatonya dan segera duduk sambil diiringi tepukan tangan para murid lain. “Trigita Dwi Fania” Akhirnya namaku pun disebutkan oleh Satria. Aku berjalan dan berdiri tepat di depan sebuah mimbar. “Baiklah ini memalukan, sebenarnya aku bingung memilih kalimat yang harus aku ucapkan” ucapku gugup, namun itu membuat beberapa pendengar tertawa kecil. “Aku bukanlah seseorang yang cukup pandai berbicara, namun sudah lama aku ingin mengatakan bahwa ‘SEKOLAH INI HEBAT!!’” teriakku sedikit pelan, hingga aku medengar tepukan tangan dari para murid dan guru. “Seperti yang kalian tahu aku bukanlah murid sepandaiBill Gates, namun sekolah ini membuatku belajar banyak hal bahkan yang awalnya tidak ingin ku ketahui, tapi aku berharap semuanya dapat menunjukan usaha dan kerja keras!” seruku sambil tersenyum. Di saat aku ingin melanjutkan ucapanku entah kenapa mataku tertuju pada seseorang, “Andi kenapa kau memperhatikanku seperti itu?” dalam benakku melihat Andi, pria yang tidak dapat kusukai walau aku ingin, terlebih dia duduk bersama Dini saat itu. Namun aku teringat bahwa aku sedang berada di depan banyak orang. “ semuanya ayo semangat..!!” ucapku menyelesaikan pidato singkatku diiringi oleh tepukan tangan dan kembali duduk. “kau baik-baik saja? Kenapa kau tadi terdiam?” Tanya Fia. “akh tidak ada, aku baik-baik saja” jawabku tersenyum. “owh iya aku ingat sesuatu!” tiba-tiba Fia memukul bahuku. “Apa?” “foto! Kau pernah berjanji akan memberikan fotomu bersama seseorang yang benar-benar kau sukai di hari kelulusan bukan?” “Akh lupakan itu! Itu telah lama berlalu” seruku malas. “Tidak akan! Itu sebuah janji!” paksa Fia tidak mau mendengarkanku. Disaatkelulusan memulai sebuah acara hiburan aku tidak ada di tempat, melainkan duduk di sebuah bangku taman dibawah pohon cemara, entah apa yang aku pikirkan saat itu. “Kak Gita!!” “Satria? Kau tidak melihat hiburan?” tanyaku. “Terlalu membosankan, tidak ada sesuatu yang aku suka di panggung itu” “Sepertinya begitu” “Owh iya kak, bolehkah aku meminta foto bersama kak?” “Foto?” “tepat! Sebuah kenangan” Satria pun segera megeluarkan kamera digitalnya dan mengambil beberapa gambar bersamaku. “Ini bagus! Terima kasih kak!” ucapnya sambil tersenyum. “Err..bolehkah aku memilikinya satu!” pintaku karena teringat janjiku dengan Fia, sekedar membuatnya tidak kecewa. “Silahkan, tapi jangan berikan ini pada kak Fia sebagai taruhan!” “Maksudmu?” “Kakak ingin memberikannya pada kak Fia untuk di jadikan penepat janji kan?” “Bagaimana kau..” tanyaku bingung. “Maaf aku mendengarkannya diam-diam, aku yakin aku bukanlah orangnya yang kakak suka ,jangan berikan ini padanya!” “Tapi siapa?” “kakak tahu jawabannya” kemudian pergi sambil tersenyum, ‘anak aneh’. Acara kelulusan benar-benar telah usai. Kami, tentu saja Aku dan Fia sedang dalam perjalanan pulang. “Jadi itu dia?” seru Fia tiba-tiba. “Apa?” “Janjimu! Ini dia kan?” sambil merebut fotoku bersama Satria yang sedari tadi aku genggam. “Satria? Jadi benar cintamu adalah Satria?” lanjutnya. “Tidak, bukan dia! Ini hanya sebuah foto kenangan” jawabku. “Lalu dimana foto bersama orang yang kau suka?” Tanya Fia. “maafkan aku telah melanggar janji,karena itu tidak ada!” jawabku sambil tersenyum, kemudian berlari kecil. “Ini Hebat, aku mengalami sebuah kisah cinta yang membingungkan, seperti dalam sebuah drama! indah bukan? Aku tidak sabar untuk menerima sebuah kisah yang lebih hebat dari ini jika aku dewasa nanti” seruku sambil sedikit mempercepat jalanku. “Hey Tunggu aku! Jangan berbicara seperti orang yang tidak sadarkan diri!” teriak Fia kemudian berlari menyusulku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun