Mohon tunggu...
Jimmy S Harianto
Jimmy S Harianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Redaktur Olahraga (1987-1993), Wakil Redaktur Opini dan Surat Pembaca (1993-1995), Redaktur Desk Hukum (1995-1996), Redaktur Desk Features dan Advertorial (1996-1998), Redaktur Desk Internasional (2000-2003), Wakil Redaktur Kompas Minggu (2003-2008), Redaktur Desk Internasional (2008-2012)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Akhir Kisah Sundapura, Sunda Kalapa, Jayakarta, Batavia, dan Jakarta

15 Maret 2024   18:57 Diperbarui: 16 Maret 2024   11:56 1095
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Relief Kapal Batavia di Museum Sejarah Jakarta. Kapal ini kandas di Beacon Island, Australia. Replikanya ada di sana juga. (Foto Tira Hadiatmojo)

Saat kedatangan mahkota dan pusaka Pajajaran ke Sumedang pada Jumat 22 April 1578 saat Idul Fitri, maka Pangeran Kusumahdinata I alias Pangeran Santri pun langsung diangkat menjadi raja Sumedang Larang, dengan nama Prabu Geusan Ulun. Kerajaan Islam Sumedang Larang, yang semula sempat di bawah Cirebon pun menjadi kerajaan merdeka. Dan 22 April 1578 pun dijadikan sebagai hari lahir Kota Sumedang.

Setahun kemudian, Pajajaran pun hancur diserbu Cirebon dan lenyap pula kerajaan terakhir Hindu di Jawa, dengan pelabuhan terkenalnya di Sunda Kalapa. Kerajaan pesisir pun dikuasai aliansi kekuatan baru kerajaan Islam, Demak, Cirebon dan Banten...

Sejak Tarumanagara

Sunda Kalapa sebenarnya sudah ada pada masa sebelum Pajajaran (abad 16) yakni pada masa Tarumanagara, kerajaan besar di tanah Sunda di abad ke-5. Di masa Tarumanagara, dulu disebutnya Sundapura.

Tarumanagara mencapai puncak kejayaan di masa pemerintahan raja ketiganya, Purnawarman (395-434). Masa kejayaan ini ditandai dengan Prasasti Ciaruteun (abad ke-5) dengan tapak kaki raja ketiga Tarumanagara.

Tepatnya Prasasti Ciaruteun B, yang berisikan telapak kaki dan motif laba-laba yang belum diketahui maknanya. Diartikan sebagai simbol Raja Purnawarman yang gagah perkasa dan berkuasa. Pada 397 Masehi, Purnawarman membangun ibu kota baru Tarumanagara yang letaknya lebih ke dekat pantai. Kota ini diberi nama Sundapura, cikal bakal kata Sunda  dan bahkan Sunda Kalapa sekarang.

Posisi persis kotanya memang masih menjadi perdebatan di antara peneliti dan sejarawan. Ada yang menduga posisi di kabupaten Bekasi, atau aliran Sungai Citarum di wilayah Karawang. Ada pula yang menduga posisinya di Kabupaten Bogor saat ini. 

Sementara versi Sunda ada yang mengatakan ibu kota Tarumanagara adalah Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri (disebut-sebut sebagai nama lama dari Bekasi kini).

Kata Sunda yang dipakai Purnawarman untuk mengatakan ibu kota baru Tarumanagara sebagai Sundapura ini, rupanya menginspirasi raja Tarumanagara yang ke-13 Tarusbawa (670 Masehi) untuk mengganti nama Tarumanagara menjadi Kerajaan Sunda, setelah Taruma digempur kerajaan di Sumatera, Sriwijaya pada sekitar (650) Masehi.

Seiring ditemukannya komplek percandian bata merah di Batujaya dan Cibuaya di kabupaten Karawang oleh para arkeolog Universitas Indonesia pada tahun 1984, semakin mempertegas keberadaan kerajaan Tarumanagara dan kota Sundapura-nya di kawasan ini.

Jayakarta Jadi Rebutan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun