Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Di Mana Rasa Kemanusiaan Kita Saat Ini?

15 Mei 2019   10:08 Diperbarui: 15 Mei 2019   10:25 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membaca Kompas.com hari ini, (15 Mei 2019) berjudul "'Pasutri Ditabrak Mobil Saat Berjalan Kaki, Tika dan Janin Berusia 7 Bulan Tewas" membuat hati ini ikut bersedih. 

Disebutkan oleh Kasatlantas Polres Jakarta Selatan Kompol Lilik Sumardi bahwa kejadiannya di depan SDN 19, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan sekitar pukul 05.30 pada hari Sabtu, 11 Mei 2019 lalu. 

Pagi itu pasangan suami-istri, Tika Febriani Pratiwi yang sedang hamil 7 bulan dan suaminya Sarifudin, sedang berjalan kaki. Tiba-tiba Honda Brio B 2271 PFC yang dikemudikan orang berinisial TF (41) menabrak pasangan itu. 

Sang suami terpental ke kanan dan si istri terseret mobil tersebut. Pengemudi TF diduga kurang hati-hati dalam mengendarai mobil sehingga laju kendaraan tidak terkendali. Kedua korban pun langsung dilarikan RSUD Kebayoran Lama. Tika dinyatakan tewas ketika dibawa ke Rumah sakit, sedangkan sang suami mengalami pendarahan di bagian kepala. 

Kiranya ini menjadi pelajaran berharga bagi para pengemudi agar lebih berhati-hati di jalan. Kalau sudah kejadian seperti ini hanya kesedihan yang ditinggalkan. Korban ibu hamil sudah meninggal sementara suaminya masih dirawat karena luka berat di kepala. 

Apakah ini akibat rasa kemanusiaan kita orang Indonesia sudah semakin menipis? Jadi ingat ketika belajar kursus mengemudi beberapa waktu lalu, bahwa instrukturnya sangat menekankan keselamatan. "Lampu sein harus dinyalakan lebih dulu sebelum menyalakan mesin mobil" katanya sehingga orang lain tahu bahwa kita akan segera menyalakan mesin mobil. 

Apakah pendidikan mengemudi di Indonesia perlu diperbaiki? Sebaiknya demikian. Di Indonesia pada usia 17 tahun orang sudah boleh memiliki surat izin mengemudi (SIM). Sementara di negeri penghasil mobil, Jepang, SIM baru boleh diberikan kalau sudah berusia 21 tahun. Dulu sama juga di Jepang usia 17 tahun boleh mendapatkan SIM, tapi karena banyaknya kecelakaakaan maka dinaikkan menjadi 18, 19, 20 dan kini 21 tahun. Dengan cara ini saat ini kecelakaan sangat jauh berkurang di Jepang.

Di Indonesia banyak sekali orang yang mendapatkan SIM tanpa belajar atau kursus mengemudi. Mungkin ini berpengaruh terhadap cara orang mengemudi di jalan.

Semoga kejadian yang menimpa pasangan suami isteri di Kebayoran Lama ini tidak terulang lagi. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun