Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengapa Kita Perlu Belajar?

4 Juli 2018   13:17 Diperbarui: 4 Juli 2018   13:39 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin kita sudah melihat video di CCTV upaya perampokan telepon genggam yang mengakibatkan meninggalnya korban yang naik kendaraan dalam jaringan karena terjatuh. Demikian juga KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba tanggal 18 Juni 2018 dengan korban ratusan orang padahal daya tampung kapalnya hanya 43 orang. Seandainya semuanya belajar mungkin hal itu bisa dihindari.

Mengapa Perlu Belajar? Di tengah berbagai masalah besar yang dihadapi bangsa kita saat ini sesungguhnya ada satu kiat untuk mengatasi semuanya yakni dengan "belajar." 

Apa yang dimaksud dengan belajar? Menurut Webster's Encyclopedic Unabridged Dictionary of the English Language (2001), belajar (learn) berarti mendapatkan pengetahuan (knowledge) atau kemampuan (skill) melalui proses pembelajaran, pelatihan atau pengalaman; menjadi tahu atau dilengkapi dengan sesuatu; dan menjadi memiliki suatu kebiasaan atau suatu perilaku melalui pengalaman atau contoh.

Dengan demikian belajar bukan sekadar mencari gelar akademik seperti yang diingatkan oleh Satryo Soemantri Brodjonegoro (Kompas, 24 September 2009). Bahkan gelar akademik tanpa ada pengetahuan atau keahlian baru yang diperoleh, sesungguhnya merupakan penipuan terhadap diri sendiri.

Dengan demikian belajar itu sesungguhnya bukan gedung sekolah yang ada guru atau yang dikenal dengan istilah pendidikan formal. Bahkan sekarang ini melalui "home schooling" atau belajar di rumah seseorang bisa belajar tanpa harus pergi ke sekolah. Kemampuan orang yang pergi ke sekolah formal tidak selalu lebih baik dari pada orang yang belajar di luar gedung sekolah.  

Siapa yang harus belajar? Semua pihak harus belajar pejabat pemerintah, pengusaha, dan masyarakat. Pemerintah perlu belajar karena kebijakan yang baik di waktu lalu belum tentu sesuai dengan keadaan saat ini. Pengusaha perlu belajar agar hasil yang dicapai dapat ditingkatkan. 

Masyarakat perlu belajar agar lebih cerdas dan tidak menjadi korban pembangunan. Anak-anak perlu belajar agar memiliki bekal pengetahuan atau kemampuan dalam menghadapi kehidupan dewasa. 

Petani harus belajar agar bisa meningkatkan hasil pertaniannya, pengemudi harus belajar agar dapat mengemudi dengan lebih baik. Petugas kesehatan perlu belajar agar dapat memperbaiki pelayanannya, pasien harus belajar agar tidak dirugikan, guru harus belajar agar bisa mengajar dengan lebih baik lagi, murid harus belajar agar dapat memiliki banyak modal hidup, penyanyi perlu belajar agar menjadi penyanyi yang lebih baik, pemain film perlu belajar agar bisa hidup sejahtera dari film, tentara harus belajar agar bisa dincintai rakyat dan tidak selalu disebut pelanggar HAM saja, polisi perlu belajar agar dianggap lembaga terbaik yang melindungi rakyat, bank harus belajar agar jangan mengalami nasib seperti Bank Century. 

DPR perlu belajar agar jangan dianggap lembaga terkorup tetapi sebagai lembaga perwakilan terbaik, perusahaan besar harus belajar agar jangan sampai dituduh hanya mencari keuntungan sebesar-besarnya tanpa peduli nasib rakyat di sekitarnya dan membayar tentara atau polisi untuk melakukan kekerasan demi melindungi perusahaannya, jaksa harus belajar agar citranya dapat membaik, hakim harus belajar agar dapat menjadi wakil Tuhan dalam menentukan keadilan, media harus belajar agar tidak dianggap kebablasan, diplomat perlu belajar agar dapat memperjuangkan kepentingan nasional dan turut serta menciptakan perdamaian dunia, dan seterusnya.Apa yang harus dipelajari?Mungkin ada yang bertanya apa yang harus dipelajari? 

Dengan berbagai fasilitas yang tersedia, seperti kemajuan teknologi penerbitan, transportasi dan komunikasi, segala sesuatu bisa dipelajari; yang baik maupun yang buruk, yang menghasilkan ataupun yang merugikan; yang membuat orang percaya kepada Tuhan maupun menjadi tidak percaya; membuat seseorang menjadi teroris, maupun mengubah teroris menjadi tidak teroris lagi; yang tidak tahu menjadi tahu, yang tidak mampu menjadi mampu, dan seterusnya. 

Karena belajar itu memiliki dua sisi, yakni sisi postif dan negatif, maka bagi Indonesia saat ini yang perlu dipelajari adalah yang positif saja yakni bagaimana caranya supaya negara Indonesia bisa lebih kuat, lebih aman, lebih sejahtera, dan lebih adil, lebih cerdas, dan kalau bisa semua itu dicapai lebih cepat dan dengan cara yang lebih baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun