Ketika aku memeriksa kertas ujian anak muridku malam itu tiba-tiba aku menangis.
Suamiku yang sedang rebahan di tempat tidur sambil memainkan telepon genggam (HP)nya rupanya memerhatikanku dan bertanya "Kenapa kamu menangis?"
Aku mengatakan bahwa aku sedang memeriksa kertas ujian murid yang membuatku tergugah.
"Apa katanya?" tanya suamiku sambil tetap memainkan HPnya.
Saya jelaskan bahwa saya meminta murid untuk menulis karangan (essay) berjudul "Aku Ingin." Kertas karangan terakhir yang kuperiksa ini mengatakan:
"Ketika ayah dan ibu bangun langsung mengambil HPnya, bukan memeluk aku.
Ketika pulang kerja dan mereka sudah lelah, mereka langsung memegang HPnya.Â
Ayah sangat asyik bermain dengan HPnya tapi tidak punya waktu bermain dengan aku.
Ibu sangat senang mengirim foto-fotonya lewat facebook, instagram atau whasapp tapi tidak memerhatikanku.
Ketika aku berkata sesuatu yang penting mereka tidak peduli. HP lebih penting bagi mereka.
Aku ingin menjadi HP."