Intinya, Coaching adalah:
Cara menumbuhkan potensi dari dalam diri mereka dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan agar mereka terpacu untuk memikirkan solusinya serta mewujudkannya.
Contoh Pertanyaan
Pertanyaan terukur:
- Apa dasar dan tujuan kamu menyuarakan isu-isu tersebut?
- Apa ukuran keberhasilannya?
- Apa alat ukurnya?
Pertanyaan batas waktu:
- Kapan kamu memulai langkah untuk mencapai tujuan tersebut?
- Kapan deadline dari tujuan kamu?
- Berapa waktu yang kamu miliki?
Dengan melemparkan pertanyaan-pertanyaan diatas, diharapkan Gen Z akan memiliki pemikiran yang terstruktur untuk mencapai tujuannya. Tidak hanya ikut-ikutan tanpa memiliki visi dan misi yang jelas.
Setelah itu, apa lagi yang harus kita lakukan?
- Umpan balik yang cepat dan jujur adalah sesuatu yang disukai mereka.
- Awali dengan pujian atas progress usaha mereka lalu beri masukan-masukan perbaikan agar pencapaian lebih meningkat.
- Gunakan media sosial yang akrab dengan Gen Z, misalnya video singkat dan interaktif di IG, Tiktok dll. agar mereka belajar untuk melakukan continuous improvement.
- Beri kesempatan mereka untuk menyampaikan keluhan dan kesulitan menghadapi masalah-masalahnya. Serta tawarkan dukungan seperti apa yang diharapkan dari Orang Tua?
Orang Tua pun harus bisa beradaptasi dengan dunia Gen Z dan memahami mengapa mereka menyuarakan nilai-nilai kemanusiaan dengan memberi kesempatan mereka menyampaikan isi hatinya.
Kita perlu menghargai pendapat mereka dan juga mengarahkan agar tidak keluar dari prinsip moral dan etika yang menjunjung tinggi martabat, keadilan, empati, dan kesetaraan derajat sesama manusia.
*
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI