Mohon tunggu...
Andri S. Sarosa
Andri S. Sarosa Mohon Tunggu... Insinyur - Instruktur, Trainer, Konsultan Sistem Manajemen + Bapak yang bangga punya 5 Anak + 1 Istri

Insinyur lulusan Usakti

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Artikel Utama

Pengalaman Ramadan dan Lebaran di Jepang

31 Maret 2024   15:52 Diperbarui: 3 April 2024   10:09 841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: International Quran News Agency

Pengalaman menjalani bulan Ramadan dan Lebaran di Jepang sebenarnya sambungan dari cerita Pengalaman Bekerja di Jepang yang saya tulis sebelumnya. Karena on the job training selama 1 tahun tentunya melewati bulan Ramadan dan Lebaran juga disana.

Berangkat ke Jepang

Saya dan Team berangkat ke Jepang pada tanggal 19 Februari 1996 malam, bertepatan dengan malam Takbiran karena keesokan harinya adalah Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1416H.

Awalnya, ketika tiba di Tokyo Jepang keesokan harinya, kami tidak menyadari bahwa hari itu adalah hari Lebaran, Tetapi setelah beberapa lama ada salah satu teman yang mengingatkan dan kamipun saling bermaaf-maafan. Dan yang paling penting adalah kami bersyukur tiba dengan selamat di tujuan serta mohon ampun kepada Allah karena tidak dapat melaksanakan Sholat Ied.

Sebuah pengalaman yang unik dan sulit terulang kembali, malam Takbiran di Jakarta dan Lebaran di Tokyo.


Situasi di Jepang

Perusahaan Jepang di kota Osaka tempat kami on the job training sangat menghormati keragaman beragama karena mereka memiliki Kantor Cabang di Indonesia sehingga paham betul dengan agama Islam. Walaupun demikian, menurut pengakuan beberapa Staf Jepang, banyak pula diantara mereka yang tidak beragama karena menganggap Shinto itu adalah kebudayaan Jepang saja.

Perusahaan pun menyediakan 1 ruangan untuk kami melaksanakan sholat 5 waktu (pada jam kerja) dan sholat Jumat. Untuk sholat Jumat, tentunya kami bergantian menjadi Imam dan Khatib walaupun para ulama Islam masih memiliki perbedaan pendapat mengenai jumlah minimal Jemaah tapi kami niatkan untuk menjalankan sholat wajib ini.

Jelang Puasa

Menjelang bulan Ramadan 1417H yang akan jatuh pada tanggal 10 Januari 1997, kami mulai mencari informasi tentang jadwal Imsakiyah. Sumber informasi yang terdekat dan terpercaya adalah Masjid Kobe, sebuah Masjid tertua di Jepang yang terletak di kota Kobe yang berjarak sekitar 35 km dari kota Osaka.

Melalui sambungan telepon umum yang menggunakan kartu (jaman itu belum punya HP), kami mendapatkan informasi jadwal berbuka puasa di Osaka dan sekitarnya. Seingat saya waktu subuh sekitar jam 5.30 dan waktu berbuka sekitar jam 19.00 (semoga tidak salah ingat). Dengan mengetahui waktu tersebut ibadah puasa di bulan Ramadan pun bisa kami jalankan dengan tenang.

Ramadan Tiba

Untuk menu sahur sehari-hari biasanya kami sudah persiapkan malam hari, dengan mengambil beberapa menu makanan dari kantin pada saat berbuka puasa (makan malam) untuk persiapan sahur di kamar. Maklum, jam buka kantin di KKC (Kansai Kenshu Center) jam 06.00 - 09.00, jadi sudah masuk jam puasa.

Yang mengharukan, ibu-ibu penjaga kantin juga paham dengan para umat Islam yang akan menjalankan sahur, sampai-sampai mereka menyediakan makanan untuk dibawa ke kamar tanpa diminta.

Jika kami pulang malam dan kantin sudah tutup (jam buka kantin 18.00 - 20.00), apa boleh buat.. menu semacam Pop Mie bisa didapat dengan mudah di vending machine.

Atau kalau bosan, beli saja diluar untuk dibawa pulang. Tapi jangan lupa tanya, "ada unsur butaniku-nya ngga?" (butaniku = babi) dan biasanya penjual akan dengan jujur menjelaskan.

Para karyawan kantor juga mempunyai toleransi yang sangat tinggi kepada orang yang berpuasa. Apalagi beberapa dari mereka pernah ditempatkan di Indonesia sehingga paham betul dengan bulan puasa.

Terkadang mereka mengingatkan kami untuk pulang cepat, tidak usah lembur agar bisa berbuka puasa dengan nyaman. Bahkan, saat istirahat pendek (jam 10.00 - 10.15), mereka minta ijin dulu untuk merokok atau minum didepan kami..

Menjelang akhir Ramadan, kami diinformasikan bahwa Perusahaan memberikan libur Lebaran untuk para on the job training. Karena Lebaran 1 Syawal 1417H jatuh pada hari Minggu 9 Februari 1997 maka hari Senin-nya diliburkan agar kami bisa menikmati Lebaran.

Nah, dari situlah kami mulai merencanakan untuk sholat Ied di Masjid Kobe. Yang utama adalah merencanakan perjalanan dengan kereta; stasiun mana saja, kereta apa saja, jurusan mana saja, berapa jam perjalanan dan jam berapa saja kereta berangkat atau transit.

Ini sangat perlu direncanakan agar kami tidak terlambat tiba disana. Sholat Ied di Masjid Kobe akan dimulai jam 09.00 sehingga kami punya waktu yang lebih longgar dibanding sholat Ied di Indonesia yang biasanya dimulai jam 07.00.

Lebaran Tiba

Pagi-pagi kami sudah bersiap untuk melakukan perjalanan ke Kobe, lengkap dengan membawa sajadah dan tas ransel untuk perlengkapan pribadi.

Perjalanan ke Masjid Kobe cukup lumayan jauh karena kami perlu menuju ke Stasiun Osaka lebih dulu untuk kemudian ganti kereta Kobe Line yang menuju ke Kobe yang memakan waktu sekitar 1 jam 30 menit.

Tiba di Masjid Kobe, kami terpesona dengan keindahan Masjid Kobe yang terletak ditengah-tengah pemukiman penduduk. Tapi menurut informasi, tidak ada gangguan sama sekali dari penduduk setempat kepada Masjid ini, luar biasa toleransi beragama orang Jepang.

Sumber gambar: Foto Pribadi
Sumber gambar: Foto Pribadi

Sayangnya waktu itu HP Android belum ada dan kami hanya membawa kamera poket sehingga tidak bisa selfi-selfi kayak anak milenial jaman sekarang.

Kami gelar sajadah di area halaman Masjid karena area dalam sudah penuh. Sholat Ied yang dipimpin oleh seorang warga Timur Tengah (lupa namanya) dengan Jemaah dari berbagai negara ini pun berjalan dengan lancar.

Selesai sholat dan ceramah, tibalah waktunya untuk cuci mata. Ternyata di area sekitar Masjid telah banyak pedagang kaki lima berkebangsaan Jepang dan berbagai negara lain yang menggelar dagangannya. Kebanyakan aneka makanan dijajakan disana, kami pun icip-icip aneka kuliner yang murah meriah dan enak.

Jadi kangen kampung halaman nih..

**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun