Mohon tunggu...
Jilal Mardhani
Jilal Mardhani Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati

“Dalam kehidupan ini, selalu ada hal-hal masa lampau yang perlu kita ikhlaskan kepergiannya.”

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Antara Takdir dan Ketidakmampuan

28 September 2020   20:37 Diperbarui: 28 September 2020   20:47 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: data diolah dari worldometers, foto istimewa

Kematian memang merupakan suratan takdir setiap makhluk yang hidup di dunia ini. Kaum yang beriman kepada Zat Yang Maha Pencipta, mempercayai segala penyebab yang terjadi hanyalah jalan atau cara untuk menunaikan janji Nya.

Tapi tak ada ajaran maupun paham keimanan yang membenarkan penganutnya, untuk tak berbuat sesuatu, dan hanya duduk termangu menanti ajal menjemput. Bukan begitu hal yang dimaksud dengan berserah diri dan ikhlas pada suratan takdir Nya. 

Sebagai makhluk Nya, kita justru diajarkan untuk berikhtiar, lalu berupaya sekuat tenaga dan mengerahkan segala kemampuan, untuk mempertahankan kehidupan yang diberi Nya. 

Dengan demikian, setiap umat Nya diminta untuk dapat lebih banyak melakukan kebaikan yang bermanfaat atas anugerah kesempatan yang dimiliki. Bukan semata bagi diri sendiri maupun mereka yang terdekat dan ada di sekitarnya. Tapi justru kepada sebanyak-banyaknya yang lain.

***

Maka sepantasnya kita menyesali keteledoran, kegagalan, atau mungkin keangkuhan dalam menyikapi, menghadapi, dan menyiasati pandemi ini. Sehingga 2 di antara 3 teman-teman yang menjadi bagian dari alumni Planologi ITB angkatan 1981-1983 tersebut, tak dapat diselamatkan setelah tertular virus corona itu.

Sudahkah kita melakukan hal yang semestinya, untuk menyikapi, menghadapi, dan menyiasati ancaman virus yang hingga kini masih berkeliaran misterius tersebut?  

***

Aparat kepolisian biasanya menutup area tertentu. Saat mereka melakukan pengepungan untuk menyergap penjahat bersenjata atau teroris. Garis pembatas ditegakkan agar masyarakat  tak bisa, bahkan tak boleh, berlalu lalang di sana. 

Selain alasan agar tak mengganggu jalannya operasi penyergapan yang sedang dilakukan. Ketentuan tersebut juga diberlakukan demi keselamatan warga di sekitarnya.

Aparat yang bertugas itu, memang dibiayai Negara melalui uang pajak yang dikumpulkan dari seluruh rakyat, untuk melindungi dan melayani mereka. Maka hal yang dilakukan, semestinya bukan demi kepentingan diri maupun keluarga mereka sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun