Mohon tunggu...
Jilal Mardhani
Jilal Mardhani Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati

“Dalam kehidupan ini, selalu ada hal-hal masa lampau yang perlu kita ikhlaskan kepergiannya.”

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Saya Takut Agama

20 Februari 2018   12:09 Diperbarui: 20 Februari 2018   12:10 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://aminoapps.com

Setiap pagi selama 2 malam saya berada di sana, selalu ada kabar tentang ulama yang tewas dan menjadi korban aksi pasukan 'ninja, dukun santet, dan orang gila' di malam sebelumnya.

"Saya tak tahu pasti apa yang sesungguhnya terjadi, mas. Tapi fenomena horor itu memang berlangsung ketika sedang melalui masa transisi untuk menggulirkan bermacam agenda Reformasi. Mulai dari pemberhentian dan pemilihan ulang wakil rakyat yang duduk di lembaga legislatif, menentukan Presiden RI definitif yg menggantikan Habibie, penghapusan konsep Dwifungsi ABRI, perluasan otonomi daerah, dan sebagainya.

Ketika itu, proses perebutan tampuk kekuasaan yang ditinggal Suharto setelah 32 tahun berkuasa sedang terjadi. Kemungkinan aksi 'balas dendam' dan 'upaya menyingkirkan' kelompok yang sebelumnya berpesta pora, oleh mereka yang sebelumnya tersisih, sangat mungkin terjadi.

"Kalau sekarang emang ada yang bakal tersingkir, pak?", tanya anak muda yang terlihat penasaran itu.

"Emangnya mereka pernah tersingkir? Saya kira mereka malah segera kembali menguasai jagad politik dan kekuasaan Indonesia lewat aneka baju yang baru kan? Presiden kita yang sekarang justru dikepung dan dipasung mereka yang sudah mengurat-berakar menguasai berbagai sudut. Padahal sosoknya adalah yang selama ini kita idam-idamkan."

"Kok gitu ya?", tanyanya lebih lanjut.

"Entahlah, mas. Agama yang semestinya mencerahkan kok seperti menjadi hal yang menakutkan sekarang."

Kami sudah sampai di tujuan. Saya bergegas turun sambil berpesan:

"Rajin membaca ya, mas. Pasti Anda akan menemukan fakta sebenarnya. Membangun kesadaran dan pemahaman diri tentang kebenaran yang sesungguhnya. Meski di tengah banjir informasi yang fakta dan kebohongan bercampur baur sekarang ini. Gunakan nalar dan hati nurani kemanusiaan, Anda!"

"Sip, pak. Biarin aja deh mereka berantem, hehe"

Jilal Mardhani, 20-2-2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun