Fasciolosis merupakan salah satu penyakit parasiter yang disebabkan oleh infeksi cacing hati (Fasciola sp). Penyakit ini biasanya menyerang ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, kambing, dan domba. Â Pada daerah tropis Fasciolosis disebabkan oleh infeksi Fasciola gigantica, sedangkan di daerah subtropis penyakit ini disebabkan oleh infeksi Fasciola hepatica.
Fasciola sp biasanya berkembang pada lingkungan yang basah, dengan siput Lymnaea rubiginosa sebagai inang perantara, telur cacing yang keluar bersama feses sapi menetas menjadi larva mirasidium, kemudian masuk ke tubuh siput menjadi sporokis dan bermetamorfosis menjadi radia, lalu keluar dari siput dan berenang mencari tanaman yang ada di pinggir perairan misalnya rumput, tanaman padi / tumbuhan air lainnya menjadi larva metasarkaria dan mampu bertahan lama.  Apabila tumbuhan termakan oleh ternak, maka larva tersebut dapat menebus dinding usus, kemudian masuk ke dalam hati, lalu ke saluran empedu dan menjadi dewasa dalam beberapa bulan sampai bertelur.
Sapi yang terinfeksi cacing  Fasciola sp akan menampakkan gejala klinis berupa gangguan pencernaan berupa konstipasi atau sulit defekasi dengan tinja yang kering. Pada keadaan infeksi yang berat sering kali terjadi mencret, ternak terhambat pertumbuhannya dan terjadi penurunan produktivitas. Pada Domba dan kambing, infeksi bersifat akut, menyebabkan kematian mendadak dengan darah keluar dari hidung dan anus seperti pada penyakit anthrax. Pada infeksi yang bersifat kronis, gejala yang terlihat antara lain ternak malas, tidak gesit, napsu makan menurun, selaput lendir pucat, terjadi busung (edema) di antara rahang bawah yang disebut "bottle jaw", bulu kering dan rontok, perut membesar dan terasa sakit serta ternak kurus dan lemah.
Prevalensi Fasciolosis di Indonesia antara 60-90%, sedangkan kerugian ekonomi yang disebabkan oleh penyakit ini diperkirakan sekitar 153,6 milyar rupiah setiap tahunnya. World Assosiation of Veterinary Parasitology (2005) melaporkan bahwa 700.000 sapi menderita Fasciolosis dan menyebabkan kerugian ekonomi mencapai U$ 3,2 milyar. Kerugian ekonomi yang ditimbulkan pada sapi di pulau Bali dapat mencapai Rp.445.220.800,- pertahun dan di pulau Lombok kerugian dapat mencapai Rp 3.600.000.000,- per tahun (Astiti, 2012)
Masalah kerugian ekonomi yang dapat ditibulkan oleh penyakit Fasciolosis berupa :
- Penurunan bobot badan
- Kerusakan hari
- Penurunan tenaga kerja
- Penurunan produksi susu 10-20%
- Penurunan fungsi reproduksi
- Kematian
- Biaya untuk pengobatan
Fasciolosis bersifat zoonosis, artinya dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Â Penularan cacing Fasciola sp terjadi apabila manusia memakan hati yang terkontaminasi dan tidak dimasak dengan sempurna atau meminum air mentah yang mengandung cercaria. Gejala klinis yang tampak berupa anemia, demam dengan suhu badan 40-42 derajat celcius, nyeri bagian perut, dan gangguan pencernaan.
Meskipun bukan permasalahan utama dalam dunia peternakan dan kesehatan di Indonesia, namun penyakit Fasciolosis perlu mendapat perhatian khusus mengingat banyaknya kerugian yang ditimbulkan oleh penyakit ini. Adapun beberapa tips untuk mencegah terjadinya penyakit Fasciolosis berupa :
- Perbaikan pakan ternak dengan menghindari memberi pakan jerami yang berasal dari sawah dekat kandang atau rumput di dekat selokan
- Memberantas vektor penyakit secara biologik, dengan memelihara itik atau bebek
- Memutus siklus hidup Fasciolosis dengan mengindari mengembalakan ternak pada pagi hari, sehingga ternak tidak mengkonsumsi ujung rumput yang masih basah oleh embun dan kemungkinan mengandung metaserkaria
- Pemberian obat cacing secara teratur, minimal dua kali dalam setahun
Fasciolosis pada manusia dapat dicegah dengan mengubah kebiasaan pola makan masyarakat yang terbiasa mengonsumsi sayuran mentah atau hati mentah maupun setengah matang juga meminum air putih yang sudah direbus untuk membunuh bakal cacing Fasciola sp yang bisa menginfeksi tubuh.
Jihan Faradillah Harianto, Mahasiswa S1 Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI