Tadi pagi (15/8), ketika membuka akun Kompasiana, saya merasa sangat bahagia. Bagaimana tidak, verifikasi centang biru yang ditunggu-tunggu selama ini akhirnya muncul juga. Ternyata, semua menjadi indah pada waktunya, begitulah yang saya rasakan.
Bagaikan tanah kering yang merindukan hujan, begitulah  saya berharap bisa mendapatkan centang biru sejak beberapa minggu ini. Makanya, ketika centang biru muncul di samping nama saya, maka ada aliran kebahagiaan dan kelegaan dalam jiwa yang sulit dijelaskan dengan kata-kata.
Munculnya centang biru juga bertepatan pada pertengahan Agustus, sehingga saya memaknainya sebagai momen kemerdekaan setelah melewati masa perjuangan. Apa yang diperjuangkan selama ini telah menghasilkan sebuah kemerdekaan, tinggal ke depan mengisinya dengan karya yang lebih baik.
Centang Biru
Bagi pemilik akun Kompasiana atau disebut Kompasianer, predikat "Centang Biru" merupakan pencapaian penting (besar). Kompasianer yang mendapatkan predikat ini adalah mereka yang menghasilkan konten positif, berkualitas, dan fokus pada kategori tertentu.
Kompasianer yang mendapatkan centang biru adalah mereka yang tulisannya tidak diragukan lagi isinya. Konten mereka dianggap layak untuk dibagikan. Dengan demikian, predikat tersebut merupakan pengakuan bagi Kompasianer yang dianggap memenuhi kriteria yang ketat.
Lalu bagaimana kriterianya? Â Â Â Berdasarkan ketentuan terbaru, kriteria verifikasi biru di Kompasiana diantaranya adalah minimal menayangkan 100 konten. Kemudian, minimal 20 persen dari seluruh konten merupakan Artikel Utama (AU).
Selain itu, terdapat ketentuan lain seperti kelengkapan data pribadi, tidak melakukan pelanggaran selama satu tahun terkahir, dan minimal menyangkan 3 konten dalam 6 bulan terakhir. Â
Sesuai dengan persyaratan tersebut, tentu tidak mudah untuk mendapatkan predikat verifikasi biru. Menghasilkan 100 konten mungkin tidaklah sulit bagi banyak orang, tetapi tidak mudah mendapatkan label AU.
Beberapa Kompasianer telah menayangkan ratusan bahkan ribuan konten, tetapi belum tentu memiliki satu artikel utama. Meskipun demikian, hal itu bukan menjadi penghalang untuk tetap produktif menghasilkan karya.