Mohon tunggu...
Jhon Rivel Purba
Jhon Rivel Purba Mohon Tunggu... ASN Peneliti di BRIN

Hidup sederhana dan merdeka

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Mereka yang Terlupakan, Kehidupan Pemanjat Kelapa

31 Juli 2025   15:15 Diperbarui: 31 Juli 2025   15:26 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mardi (58 Tahun) sedang memanjat kelapa di Bokat, Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah (Sumber: Dokumentasi pribadi, 2020)

Ketika tiba di perkebunan kelapa, pemanjat biasanya memerhatikan pohon yang akan dipanjat. Dari bawah pohon kelapa, pemanjat sudah mengetahui kelapa yang akan dipetik.

Mereka bisa membedakan kelapa tua dan muda berdasarkan kulitnya. Kelapa tua kulitnya kering, dan bersuara nyaring ketika dipukul. 

Biasanya aktivitas pemetikan buah kelapa dipantau secara langsung oleh pemilik kebun. Jika buah kelapa yang akan dipetik hanya sedikit, pemanjat akan menanyakan kepada si pemilik kelapa apakah dipanjat atau tidak.

Jika kelapa yang akan dipanjat hanya menghasilkan buah di bawah 10 butir, maka akan merugikan petani. Sebab, biaya pemetikan dipatok berdasarkan jumlah pohon yang dipanjat, bukan dari jumlah buah yang dihasilkan.

Menurut pengakuan pemanjat kelapa, pohon yang paling sulit dipanjat adalah pohon kelapa yang masih pendek dimana pelepahnya berada di bawah buah kelapa.

Ketika memetik buah kelapa, pemanjat juga wajib membersihkan pohon kelapa dari  daun-daun dan kuncup bunga yang mati, serta dari serangga yang merusak tanaman kelapa.

Sekali lagi, pekerjaan sebagai pemanjat kelapa bukanlah pekerjaan yang mudah. Tidak semua orang bisa melakukan pekerjaan yang penuh resiko ini.

Menurut pengakuan beberapa penduduk di Bokat, sebagian pemanjat kelapa telah meninggal dunia karena jatuh saat memanjat kelapa. Maka, tidak sedikit orang tua yang melarang anak-anaknya bekerja sebagai pemanjat kelapa.

Bahkan pemanjat kelapa sekali pun tidak menginginkan/mengijinkan anaknya menjadi pemanjat kelapa. Bagi mereka, pekerjaan yang penuh resiko ini merupakan pilihan terkahir.

           

Penutup 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun