Mohon tunggu...
Jhon Rivel Purba
Jhon Rivel Purba Mohon Tunggu... ASN Peneliti di BRIN

Hidup sederhana dan merdeka

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

"Emas Coklat" Minahasa, Kejayaan Petani Cengkeh dari Sonder

19 Juli 2025   16:14 Diperbarui: 19 Juli 2025   16:14 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penjemuran cengkeh di Sonder, Minahasa (Sumber: dokumentasi pribadi, 2024)

Ekspansi lahan yang diwujudkan dengan membeli kebun kelapa dan sawah, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek dan jangka menengah, sedangkan kebun cengkeh dianggap merupakan bentuk investasi jangka panjang.

Pembelian sawah dianggap penting bagi (sebagian) penduduk, karena pernah terjadi bencana kelaparan di Minahasa pada 1940an. Kejadian tersebut bersifat traumatis bagi mereka sehingga memiliki sawah merupakan upaya antisipasi agar tidak menderita saat bencana kelaparan terjadi.

Orang-orang Sonder banyak memiliki lahan cengkeh di daerah lain seperti di daerah Minahasa dan Bolaang Mongodow, Kotamobagu, Gorontalo, dan Tolitoli (Sulawesi Tengah). Hal tersebut karena masa kejayaan cengkeh dimanfaatkan untuk melakukan investasi. Mereka menyadari bahwa tanah di Sonder tidak selamanya cocok untuk tanaman cengkeh.

Kisah (kejayaan) petani cengkeh dari Sonder menjadi pelajaran berharga, bukan hanya untuk petani. Ketekunan, kerja keras, dan pengelolaan keuangan (investasi) yang baik merupakan kunci dalam mencapai kesuksesan.

Daftar Bacaan

https://jelajah.kompas.id/jalur-rempah/baca/romantika-cengkeh-minahasa/

Purba, Jhon Rivel. 2018. Perdagangan Cengkeh di Minahasa Masa Orde Baru. Yogyakarta: Penerbit Amara Books.

Roem Topatimasang, dkk. 2010. Kretek: Kajian Ekonomi dan Budaya 4 Kota. Yogyakarta: Indonesia Berdikari.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun