Mohon tunggu...
Jhon Rivel Purba
Jhon Rivel Purba Mohon Tunggu... ASN Peneliti di BRIN

Hidup sederhana dan merdeka

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

"Emas Coklat" Minahasa, Kejayaan Petani Cengkeh dari Sonder

19 Juli 2025   16:14 Diperbarui: 19 Juli 2025   16:14 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desa Sendangan, Kecamatan Sonder, Minahasa (Sumber: Dokumentasi pribadi, 2024)

Pada masa kejayaan cengkeh, Sonder merupakan sentra penghasil cengkeh di Minahasa. Tidak sedikit petani dari Sonder yang memiliki mobil pada masa kejayaan tersebut. Mereka menjual hasil panen cengkehnya secara langsung ke Manado dengan menggunakan mobil Hardtop atau Datsun pikap.

Cengkeh sebanyak satu muatan mobil setara dengan harga satu unit mobil. Pada 1970-an, harga sebuah mobil dapat ditukar dengan 800 kg cengkeh kering. Makanya banyak penduduk Sonder yang memiliki mobil. Apalagi jalan masuk desa di Sonder sudah beraspal hotmix.

Desa Sendangan, Kecamatan Sonder, Minahasa (Sumber: Dokumentasi pribadi, 2024)
Desa Sendangan, Kecamatan Sonder, Minahasa (Sumber: Dokumentasi pribadi, 2024)

Sebagian petani menjual cengkehnya kepada pedagang pengumpul. Para pedagang cengkeh di Manado umumnya berasal dari kalangan etnis Tionghoa. Mereka memiliki gudang tempat mengumpukan cengkeh dan memiliki akses secara langsung ke pabrik-pabrik rokok.

Menjelang atau saat musim panen, beberapa pedagang berkunjung ke kebun untuk melihat potensi produksi cengkeh. Bagi petani yang membutuhkan modal untuk proses pemanenan, para pedagang siap dengan memberikan modal. Dengan catatan, hasil cengkeh petani dijual kepada pedagang pemberi modal tersebut.

Biaya perawatan dan produksi cengkeh memang tidak sedikit, diantaranya biaya tenaga kerja upahan, pengaangkutan, dan pengeringan. Oleh karena itu, hubungan antara petani dan pedagang terjalin dengan baik sebab mereka saling membutuhkan.

Kejayaan cengkeh mampu menggerakkan roda perekonomian Minahasa. Kondisi ini terlihat dari pemukiman warga yang terbuat dari beton dan tergolong mewah. Sonder merupakan daerah yang menikmati kejayaan "emas coklat" tersebut.

Pada 1970-an, petani cengkeh di Sonder terkenal dengan kesejahteraannya. Mereka bahkan unggul dalam menyekolahkan anak-anak dan membangun rumah mewah dari beton. Cengkeh membuat daerah tersebut menjadi maju karena harganya yang melambung tinggi.

Kejayaan petani cengkeh tidak hanya terwujud dari tempat tinggal warga, tetapi juga dalam bentuk sektor usaha lainnya. Bagi penduduk Sonder, hasil penjualan cengkeh menjadi modal untuk memperluas sektor usaha ke luar daerah.

Beberapa orang Sonder melakukan ekspansi usaha sampai ke Manado. Mereka menjadi pedagang di Pasar 45, membuka beberapa toko seperti toko sembako dan sebagainya. Sebagian petani juga membeli lahan baru.

Bagi sebagian orang tua yang berprofesi sebagai petani, ekspansi lahan merupakan upaya untuk mematangkan anggota keluarga, khususnya anak, secara ekonomi. Bagi mereka, mengekspansi kepemilikan lahan tergolong sifat yang produktif. Oleh sebab itu, upaya ini bahkan dianggap jauh lebih penting dibanding menyekolahkan anak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun