Mohon tunggu...
Jhon Rivel Purba
Jhon Rivel Purba Mohon Tunggu... ASN Peneliti di BRIN

Hidup sederhana dan merdeka

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengelola Keuangan Keluarga sebagai Sarana Pendidikan Anak

3 Juli 2025   16:55 Diperbarui: 8 Juli 2025   18:37 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pengelolaan keuangan sebagai saranan pendidikan bagi anak (Sumber: Meta AI)

Mengelola keuangan keluarga bukanlah tugas yang mudah. Pengelolaannya lebih rumit dibandingkan dengan pengelolaan keuangan pribadi. Hal ini karena pengelolaan keuangan keluarga melibatkan beberapa orang dengan kebutuhan berbeda, prioritas, dan memerlukan komunikasi dan kesepakatan bersama. Pengelolaannya bisa lebih sulit lagi ketika kondisi ekonomi dalam keadaan sulit (terbatas).

Meskipun demikian, fondasi utama dalam pengelolaan keuangan keluarga adalah komunikasi yang baik dan adanya kesepakatan bersama. Tanpa komunikasi dan kesepakatan, kehidupan keluarga bisa sarat dengan konflik. Niat yang baik tanpa ada komunikasi dan kesepakatan, belum tentu mendatangkan kebaikan. Misalnya, jika seoarang suami atau istri memberi bantuan (uang) kepada pihak keluarganya yang sakit tanpa sepengetahuan pasangan,  bisa menjadi pemicu konflik berkepanjangan di dalam rumah tangga.

Martangan Pudi

Orang Batak mengenal istilah martangan pudi, yang artinya memberi bantuan secara diam-diam atau sembunyi-sembunyi, terutama kepada keluarga, tanpa sepengetahuan pasangan. Tidak sedikit rumah tangga yang berantakan (bahkan bercerai) karena tidak ada komunikasi dan kesepakatan dalam memberi bantuan kepada keluarga. Sekali lagi, niat yang baik dengan cara yang tidak baik, menghasilkan keluarga yang tidak harmonis.

Komunikasi yang tersumbat terkait keuangan membuat pasangan selalu curiga kepada pasangannya. Kecurigaan yang dipendam terus menerus menimbulkan ketidaknyamanan, konflik, dan pada akhirnya merusak hubungan. Tidak hanya dengan pasangan, komunikasi yang kurang baik juga membawa dampak buruk bagi anggota keluarga (anak). Oleh karena itu, komunikasi yang baik, terbuka, dan adanya kesepakatan, merupakan inti dari keluarga yang harmonis.

Sarana Pendidikan Anak

Dalam mengelola keuangan keluarga, komunikasi dan kesepakatan suami istri merupakan yang terutama. Bagi yang memiliki penghasilan tetap, tentu lebih mudah dalam menyusun anggaran rumah tangga. Misalnya merinci pengeluaran bulanan: kebutuhan pokok, hiburan, tabungan, dan dana tak terduga. Namun, pada batas-batas tertentu, anak juga perlu menjadi subyek dalam pembahasan dan pengelolaan keuangan rumah tangga. Hal ini bisa menjadi sarana bagi anak untuk tumbuh berkembang menjadi anak yang berkarakter.

Dengan melibatkan anak dalam pengelolaan keuangan keluarga dapat membentuk anak menjadi lebih bertanggung jawab, disiplin, sabar, tekun, dan bijak dalam mengelola uang. Literasi keuangan anak yang terbangaun sejak dini membantu mereka memahami pentingnya perencanaan, membuat anggaran, hidup sederhana, menabung, dan menghindari perilaku konsumtif.

Setiap awal bulan, setelah menerima gaji, kami (saya, istri, dan anak) biasanya selalu duduk bersama membuat perencanaan sebelum berbelanja untuk keperluan satu bulan. Si anak dilibatkan dalam membuat daftar yang akan dibelanjakan. Anak juga memberi usulan apa yang akan dibeli sesuai dengan kebutuhan. Jadi, keterlibatan anak dalam pembahasan/pengelolaan keuangan mengajarkannya betapa penting untuk membuat perencanaan keuangan. Dengan melibatkan anak, maka mendorongnya untuk memiliki kepercayaan diri, tanggungjawab, dan kemampuan berhitung.

Bagaimanapun kondisi keuangan sebuah keluarga, harus dikomunikasikan secara jujur dan terbuka kepada semua anggota keluarga secara bijak. Terkadang anak-anak yang masih kecil, katakanlah baru duduk di bangku kelas satu sekolah dasar (SD), berpikir bahwa uang itu mudah didapat dengan hanya pergi ke ATM, membuka mobile banking, dan pembayaran lewat aplikasi keuangan. Orangtua mesti mengajarkan anak bahwa uang itu tidak jatuh dari langit, tetapi melalui usaha. Di sini si anak diajarkan tentang nilai-nilai perjuangan, kerja keras, ketekunan, dan disiplin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun