Mohon tunggu...
Jessica Gresina
Jessica Gresina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Communication Student at Atma Jaya Yogyakarta University

Please take a look at my article, Thank you.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Suryakanta: Telaah Tuntas Kultur Lewat Komunikasi

19 Februari 2021   14:14 Diperbarui: 19 Februari 2021   14:30 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: freepik.com

3. Pemikiran kritis yang kompleks 

Komunikasi tentunya tidak selalu berjalan sempurna, bisa saja terjadi kesalahpahaman yang memicu konflik antar para pelaku komunikasi. Salah satu upaya yang dapat mengurangi potensi ini adalah dengan pola pikir kritis. Sederhananya kritis membuat individu memiliki pemikiran tajam, sehingga tidak mudah mempercayai hal yang belum pasti kebenarannya. Bias budaya yang memicu kekeliruan seharusnya ditinjau lebih dalam dengan kajian kultural komunikasi. Ketika setiap individu percaya bahwa setiap kultur memiliki tujuan yang baik, maka konflik bisa dihindari. Konflik antar ras dan suku seharusnya dapat dihindari, dengan berangkat dari pemikiran kritis yang kompleks. Manfaat dari mempelajari kajian kultural komunikasi disini memang akan sulit untuk dilihat dalam sekejap mata. Sebaliknya pengembangan kognitif seseorang kearah kritis akan menguntungkan untuk komunikasi jangka panjang.

Sebenarnya masih banyak lagi manfaat mempelajari kajian kultural komunikasi yang dapat digali. Namun, tiga manfaat di atas nampaknya sudah cukup memberi gambaran akan pentingnya membekali diri dengan kajian kultural komunikasi. Sebagai generasi muda yang cerdas dan terbuka terhadap perubahan, sudah seharusnya hal ini menjadi fokus utama kita. Urgensi lainnya datang dari latar belakang geografis setiap negara yang jelas memiliki lebih dari satu kultur. Seperti Indonesia, yang sangat kaya dalam segi kultur, maka hal itu juga lah yang menuntut kita untuk senantiasa menaruh perhatian terhadap kajian kultural komunikasi. Kita pun harus menyadari, komunikasi seharusnya menjadi jembatan pelebur untuk meruntuhkan ego setiap individu. Memang diperlukan waktu dan proses panjang, tidak jarang dihadapkan pula pada jatuh-bangun. Namun, seperti kata pepatah lawas tidak ada usaha yang mengkhianati hasil. Niscaya, bahwa kondisi selalu berubah menjadi lebih baik, dan akhirnya kita semua bisa saling hidup berdampingan, sekalipun dengan kultur yang beragam. Ingatlah, tidak ada yang salah dengan latar belakang kultur kita, maka belajarlah untuk saling memanusiakan.

Daftar Pustaka:

Suryandari, N. (2017). Eksistensi Identitas Kultural Di Tengah Masyarakat Multikultural Dan Desakan Budaya Global. Jurnal Ilmu Komunikasi. 11(1), 21-28.

Juniadi. (2006). Komunikasi Dan Budaya: Menuju Masyarakat Multikultural. Jurnal Ilmu Budaya. 3(1), 1-65.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun