Mohon tunggu...
Jessica Christina
Jessica Christina Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hospitality and Tourism student of Trisakti Institute of Tourism

Salah satu penerima Beasiswa Unggulan Kemdikbud RI tahun 2017, prodi S1 Hospitaliti dan Pariwisata - Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Lockdown, Yakin Bisa?

27 Januari 2021   18:00 Diperbarui: 27 Januari 2021   18:04 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Saya Jessica Christina, mahasiswi Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti prodi S1 Hospitaliti dan Pariwisata 2017 - dan salah satu penerima Beasiswa Unggulan Kemdikbud Republik Indonesia. Tulisan yang saya buat biasanya berdasarkan pengalaman atau pendapat pribadi saya.

Melihat angka kasus aktif COVID-19 per Januari 2021, saya pribadi semakin berpikir kapan mau ada tindakan yang tegas, tindakan yang benar-benar tegas untuk mengontrol pandemi ini? Sejak kasus pertama COVID-19 dengan 2 orang di pertengahan Maret 2020, diberlakukanlah PSBB, PSBB Transisi, PSBB Jilid II, PSBB Transisi lagi, hingga PPKM Jawa-Bali yang baru berlangsung bulan Januari 2021. Semakin lama, masyarakat sudah bosan dengan PSBB yang tiada ujungnya namun tidak terlihat juga tanda-tanda recover dari pandemi ini. 

Sayang sekali, namun kenyataannya memang sekarang banyak masyarakat yang melanggar protokol kesehatan 3M karena alasan 'bosan', hingga virus ini sudah mengenai circle bagian dalam seperti keluarga dan teman dekat. Puncak kurva pandemi masih belum terlihat, namun jumlah kasus sudah menembus 1.000.000 dan belum terbayang kapan bisa mereda.

Indonesia, negara yang luas dengan jumlah penduduk yang banyak. Mungkin menjadi pilihan yang sulit untuk menarik rem darurat dan mengorbankan sektor ekonomi demi kesehatan masyarakat. Tenaga kesehatan sudah berguguran, rumah sakit rujukan sudah tidak terkendali, bahkan masuk Wisma Atlet saja antre - semua itu sudah disuarakan sejak beberapa bulan yang lalu. Per Januari 2021, sudah banyak kasus pasien yang meninggal di jalan karena dirujuk ke beberapa rumah sakit namun ternyata penuh. Namun, terlihat pilihan utama masih tetap "menyelamatkan" ekonomi.

Hari ini 27 Januari 2021, PPKM Jawa-Bali jilid 2 sedang berlangsung. Perubahannya ada pada jam operasional bisnis menjadi 20.00 yang semula dibatasi menjadi 19.00 pada PPKM Jilid I. Apakah efektif? Yakin? Tarik ulur terus setiap beberapa bulan sekali, diperketat - dilonggarkan lagi - diperketat - dilonggarkan kembali. Mal dibatasi jam operasionalnya, diperketat penjagaannya, namun kecolongan oleh coffee shop dan cafe di pinggiran kota yang selalu ramai oleh pengunjung dan tidak menerapkan protokol kesehatan.

Lockdown tidak akan berjalan. Menurut saya, pandemi ini sudah mulai tidak terkontrol sehingga lockdown pun akan ada perdebatan dan perlawanan dari masyarakat. Vaksinasi COVID-19 pun telah dimulai untuk tahap pertama - namun banyak pula masyarakat yang tidak percaya pada vaksin. Sudah tidak percaya pandemi COVID-19, tidak percaya vaksin, justru yang dipikirkan adalah konspirasi COVID-19. Bagaimana mau diterapkan lockdown kalau masyarakatnya pun belum teredukasi tentang pandemi ini?

Situasi dan kondisi yang sulit, bahkan untuk hampir semua bidang. Seperti yang telah diutarakan di atas, puncak kurva pandemi pun belum terlihat. Semoga kita dapat menjalani dengan kuat dan tidak gegabah. Untuk melindungi diri kita sendiri, keluarga kita, teman dan sahabat, hingga tenaga kesehatan yang menjadi pertahanan terakhir bagi bangsa ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun