Mohon tunggu...
Jessica Carmelia
Jessica Carmelia Mohon Tunggu... Mahasiswa

Jessica Carmelia [ Penerima Beasiswa Prestasi STP Trisakti 2022 ]

Selanjutnya

Tutup

Financial

Restoran All You Can Eat Dapat Keuntungan dari Mana, sih?

11 Februari 2023   10:45 Diperbarui: 11 Februari 2023   10:44 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebanyakan dari masyarakat awam pasti pernah menggeleng keheranan, memikirkan bagaimana sebuah restoran dengan konsep all you can eat bisa mendapat keuntungan—mengingat para tamu yang hadir telah menyiapkan perut mereka untuk bisa makan besar dengan porsi sepuas mereka.

Membayangkan ada banyak manusia dengan perut kosong bersiap menyantap seluruh menu yang tersedia dengan porsi yang tidak dibatasi pastinya memunculkan satu pertanyaan: sang pemilik restoran tidak mungkin membuka usahanya hanya karena iseng semata, bukan?

Dari kacamata pembeli, tentu saja kita merasa beruntung dapat menikmati makanan sepuasnya dengan satu kali bayar. Apalagi, biasanya menu-menu yang dihidangkan sungguh beragam dan memiliki rasa yang lezat pula.

Namun, dari kacamata bisnis, ternyata ada banyak informasi-informasi menarik dari sistem buffet yang dapat kita ulas lebih jauh, lho!

1. Limit

Baik disadari pengunjung atau tidak, dan ditetapkan secara gamblang maupun tidak, restoran dengan sistem ‘makan sepuasnya’ pastinya memiliki batasan-batasan yang telah diperhitungkan. Boleh jadi batasan ini berlaku di durasi makan (biasanya 90-120 menit) hingga batas porsi makan pengunjung (di mana acuannya diambil dari kapasitas normal perut manusia rata-rata).

Tentunya sebelum restoran dibuka dan mulai beroperasi, porsi makan pengunjung telah diperhitungkan dengan matang untuk menentukan harga pasar, pemasukan, serta pengeluaran dari bisnis tersebut.

2. Waktu yang terus berjalan & 'pengecoh'nya

Biasanya, restoran all you can eat (terutama yang bertemakan hidangan Jepang) menyajikan daging-daging mentah dan sup untuk disantap pengunjung. Dengan menetapkan sistem ‘masak makananmu sendiri’ seperti ini, waktu makan para pengunjung tentunya akan terpotong dengan adanya proses memanggang daging-daging tersebut, menunggu air sup mendidih, sampai memasak setiap makanan yang telah diambil dari station hingga matang.

Adapun jenis makanan lain yang dipajang berderet dari ujung ke ujung—mulai dari makanan pembuka, hidangan utama, sampai makanan penutup—tentunya dapat membuat para pengunjung mengitari setiap station dengan penuh rasa penasaran dan memilih-milih santapan secara perlahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun