Mohon tunggu...
Inovasi

Stephani Watson

1 November 2015   19:17 Diperbarui: 3 November 2015   15:07 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Musim semi sudah berakhir. Itu adalah salah satu hal yang dibencinya.

Dia mulai menyusuri trotoar yang bagaikan lautan manusia. Beginilah pemandangan Kota Amsterdam pada pagi hari. Semua orang sibuk dengan urusannya masing-masing. Ketika tiba di kantornya semua mata selalu tertuju kepada dirinya. Bola mata birunya menyapa setiap orang diiringi senyum tipis manis yang meluluhkan hati.

 “Apa ini?” tanya wanita berparas cantik itu ketika Vincent tiba-tiba datang dan menyodorkan map berwarna merah itu kedepan mukanya.

“Dokumen pembunuhan Ranford 3 hari yang lalu. Ketua menyuruhku untuk menyerahkannya padamu,” celetuk Vincent

Dokumen bermap warna merah itu dibuka. Dibacanya kronologi kasus beserta dokumen lain yang menyertainya.

“Kasus pembunuhan seorang menteri bernama Ranford. Meninggal karena diracuni oleh seseorang yang masih menjadi buronan hingga sekarang. Dia meninggal di tempat umum dengan mengenaskan,” ujarnya sambil menatap Vincent dengan tajam.

“Ya! Itulah tugasmu Nona Stephani,” kata Vincent sambil memamerkan giginya.

Bola mata biru itu memang lincah dalam menganalisa kasus,namun kasus ini sepertinya akan memakan waktu lama karena sedikitnya bukti dan jejak pelaku.

Dia berpikir keras hingga matanya berkunang-kunang. Dia meneguk air mineral dan sebuah pil. Sejenak dia menengok ke arah luar jendela kantornya. Melihat pasangan suami istri sedang tertawa bersama anaknya. Sungguh tontonan yang miris,mengingat dia hanya hidup dengan adik lelakinya tanpa kehadiran orang tua. Ingatannya melayang ketika mengingat kejadian 8 tahun yang lalu,ketika kecelakaan merenggut kedua nyawa orang tuanya. Korban tabrak lari yang mengenaskan. Mulai sejak itu,dia bertekad untuk menjadi seorang detektif. Namun,kondisi badannya tidak mendukung aktifitasnya sebagai detektif wanita yang aktif di tempat kejadian perkara. Jantungnya semakin melemah setiap hari. Pil obat yang diminumnya setiap hari tak menampakkan perubahan positif. Akhirnya,dia hanya diperbolehkan bergelut dengan dokumen dan laporan kasus di tempat duduknya sekarang.

Hari minggu yang cerah itu dia memutuskan untuk berjalan-jalan ke Keukenhof. Sebuah taman bunga kebanggaan negeri kincir angin ini. Mata biru itu mencari-cari sesuatu di taman itu. Ketika ia melihat penjual gula-gula dia beranjak berdiri. Baru lima langkah ditempuhnya tiba-tiba pandangannya berputar,kakinya seakan tak kuat lagi menopang tubuhnya. Hingga semua menjadi gelap.

Satu jam kemudian dia tersadar. Gadis itu terkulai tak berdaya di sebuah rumah. Pandangannya tertuju pada seorang pria yang sedang duduk dihadapannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun