Pemikiran ekonomi dalam Islam sebenarnya sangat bermanfaat, walaupun sepanjang sejarah Islam, para pemikir dan sarjana Muslim telah mengembangkan berbagai ide ekonomi dengan cara yang mendalam. Kontribusi bagi cendekiawan Muslim ini begitu signifikan bagi kelangsungan dan kemajuan ekonomi secara khusus, serta peradaban dunia secara keseluruhan.
Sebagai disiplin ilmu pengetahuan modern, studi ekonomi Islam baru saja muncul pada dekade 1970-an. Namun pada kenyataannya, gagasan tentang ekonomi Islam telah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW, karena dasar utamanya adalah Al-Qur'an dan Hadits. Pasca-masa Nabi, banyak ulama yang memberikan sumbangan berupa karya-karya pemikiran ekonomi. Hasil karya mereka memiliki bobot yang tinggi, yakni didasari argumen keagamaan sekaligus intelektual yang kokoh, serta sebagian besar didukung oleh bukti empiris pada zamannya. Banyak di antaranya bersifat visioner dan baru dieksplorasi oleh pemikir Barat ratusan tahun kemudian.
Pemikiran ekonomi dari kalangan pemikir Muslim banyak memperkaya khazanah pemikiran ekonomi global pada masa ketika Barat masih berada dalam masa kegelapan (zaman kegelapan). Sementara itu, dunia Islam baru saja mencapai puncak kejayaan di berbagai bidang.
Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan pandangan Muhammad Abdul Mannan mengenai kesejahteraan ekonomi yang berlandaskan pada produksi.
Penelitian ini bersifat kepustakaan, yang menganalisis karya Muhammad Abdul Mannan berjudul Ekonomi Islam: Teori dan Praktik melalui pendekatan kualitatif deskriptif-eksploratif. Analisis dilakukan dengan metode sosiologis-historis dan deduktif.
Penelitian menemukan bahwa produksi muncul seiring dengan kebutuhan dasar manusia. Orientasi tujuan produksi mencakup dimensi material (keuntungan) dan spiritual. Untuk mewujudkan hal tersebut, faktor-faktor produksi seperti tanah, tenaga kerja, modal, serta organisasi menjadi elemen esensial. Muhammad Abdul Mannan menegaskan bahwa aktivitas produksi harus didasarkan pada prinsip kesejahteraan ekonomi.Â
Indikator kesejahteraan menurut Mannan terdiri dari dua aspek: pertama, indikator tujuan berupa peningkatan pendapatan yang dihasilkan dari optimalisasi produksi melalui pemanfaatan secara maksimal sumber daya manusia dan alam; kedua, indikator subjektif yang tekanan produksi yang selaras dengan ketentuan syariat Islam.
Penelitian ini berpotensi memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan konsep produksi sebagai pilar pendukung kesejahteraan ekonomi masyarakat, sekaligus turut memperkuat pertumbuhan perekonomian nasional.
Permasalahan dalam memproduksi garam di Madura
Produksi Merujuk pada proses penyediaan barang dan jasa yang memperhatikan prinsip keadilan serta manfaat bagi masyarakat luas. Aktivitas ini memainkan peran krusial dalam menentukan tingkat kesejahteraan hidup individu dan kemajuan bangsa secara keseluruhan.Penelitian ini secara khusus menyoroti produksi garam di wilayah Madura. Garam merupakan zat padat berwarna putih dalam bentuk kristal, yang utamanya terdiri dari senyawa natrium klorida (NaCl) beserta unsur pendukung seperti magnesium klorida, magnesium sulfat, kalsium klorida, dan lainnya. Secara umum, ekonomi Islam didefinisikan sebagai disiplin ilmu yang mengkaji perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup menggunakan sumber daya yang terbatas, semuanya dalam bingkai ketentuan Syariat Islam.
Pendekatan yang diterapkan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan desain studi kasus, yang melibatkan penelusuran mendalam terhadap subjek manusia (baik individu maupun kelompok), kejadian, serta konteks lingkungan. Teknik pengumpulan data meliputi observasi langsung, wawancara, dan analisis dokumen.
Studi kasus ini sangat tepat dan selaras dengan penerapan teknologi modern dalam optimalisasi produksi garam di Madura, yang bertujuan untuk meningkatkan volume produksi serta kualitas garam baik di tingkat lokal maupun nasional. Fokus utamanya terletak pada aspek kualitas, kuantitas, efisiensi maksimal, serta keterlibatan partisipatif dari berbagai pihak, di mana masing-masing pihak berperan berbeda dalam tahapan proses produksi.
Hasil analisis menunjukkan bahwa pemikiran Muhammad Abdul Mannan tentang produksi berbasis kesejahteraan ekonomi sangat sesuai dengan prinsip-prinsip produksi dalam ajaran Islam.
Prinsip dasar yang harus selalu diperhatikan dalam proses produksi adalah kesejahteraan ekonomi, konsep kesejahteraan ekonomi dalam Islam terdiri dari peningkatan pendapatan yang dihasilkan dari peningkatan produksi barang-barang yang bermanfaat melalui penggunaan sumber daya yang ada secara maksimal.
Kesimpulan
Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemikiran Muhammad Abdul Mannan tentang produksi yang bertujuan pada kesejahteraan ekonomi sangat cocok diterapkan di dunia nyata, terbukti dari studi kasus produksi garam di Madura. Temuan ini menegaskan bahwa konsep ekonomi Islam yang berfokus pada kemaslahatan mampu menawarkan solusi praktis untuk masalah ekonomi modern. Dengan demikian, ide-ide Mannan bukan cuma teori, melainkan kerangka kerja yang kuat untuk menciptakan keseimbangan antara keuntungan dan etika.
Secara keseluruhan, penelitian ini menyimpulkan bahwa gagasan Muhammad Abdul Mannan tentang produksi yang berlandaskan pada kesejahteraan ekonomi memiliki nilai yang sangat besar. Contoh nyata dari produksi garam di Madura menunjukkan bagaimana prinsip ini mampu meningkatkan pendapatan, kualitas produk, dan efisiensi, sembari melibatkan masyarakat secara luas. Hal ini membuktikan bahwa konsep produksi dalam ekonomi Islam yang diajukan oleh Mannan bukan hanya sekadar teori, melainkan sebuah model yang menjanjikan untuk menciptakan pilar ekonomi yang kokoh dan berkelanjutan, yang pada akhirnya akan memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional secara menyeluruh
Riset ini menunjukkan dengan jelas bahwa gagasan Muhammad Abdul Mannan mengenai produksi tidak hanya berlaku dalam teori. Studi kasus produksi garam di Madura membuktikan bahwa prinsip-prinsip produksi yang berfokus pada kesejahteraan, seperti memaksimalkan penggunaan sumber daya dan meningkatkan kualitas, dapat benar-benar diterapkan dalam kegiatan ekonomi sehari-hari. Oleh karena itu, pemikiran Mannan menjadi fondasi kuat untuk mengembangkan ekonomi Islam yang tidak hanya mendatangkan keuntungan finansial, tetapi juga menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera dan adil.
Sebagai penutup, penting bagi kita untuk terus mempelajarinya. Dengan mengutamakan kemaslahatan masyarakat tanpa mengabaikan keuntungan, kita dapat membangun fondasi ekonomi yang kuat, berkelanjutan, dan berkeadilan.Dengan demikian, harapan kita adalah agar konsep ini tidak hanya berhenti sebagai teori, tetapi terus dipelajari dan diterapkan. Kita harus mampu menghasilkan keuntungan sambil tetap memprioritaskan kemaslahatan masyarakat, sebagaimana diajarkan oleh pemikiran Mannan, demi memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional secara holistik yaitu cara pandang atau pendekatan yang melihat sesuatu secara menyeluruh dan tidak terpisah-pisah. Kata ini berasal dari bahasa Yunani, holos, yang berarti seluruh atau keseluruhan. Singkatnya, holistik mengajak kita untuk melihat gambaran besar dan memahami bagaimana setiap bagiannya terhubung, menciptakan satu kesatuan yang utuh dan bermakna.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI