Mohon tunggu...
jesika Isabela samiki
jesika Isabela samiki Mohon Tunggu... Mahasiswa

mendengarkan musik,

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Keluar dari Zona Nyaman: Tempat Tak Nyaman yang Menjadikan Kita Tangguh

14 Juli 2025   08:13 Diperbarui: 14 Juli 2025   08:37 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Di dunia yang serba cepat ini, kenyamanan sering kali menjadi tujuan utama. Kita ingin hidup yang tenang, aman, tidak ribet, dan terhindar dari masalah. Tapi, apakah kita benar-benar tumbuh ketika semuanya terasa nyaman?

Zona nyaman adalah tempat yang membuat kita merasa aman. Namun, di balik rasa aman itu, sering kali tersembunyi rasa takut untuk mencoba hal baru. Kita terlalu betah dengan rutinitas yang sama, pekerjaan yang itu-itu saja, dan lingkungan yang tidak menantang.

Padahal, justru di luar zona nyamanlah kita menemukan versi diri yang lebih kuat.  Saat kita mencoba hal baru , entah itu berbicara di depan umum, belajar keterampilan baru, pindah ke tempat asing, atau bahkan hanya mengambil keputusan yang berisiko ,kita masuk ke wilayah yang tidak nyaman.

 Rasa takut, gugup, atau cemas pasti muncul. Tapi justru di situlah inovasi diri terjadi. Inovasi tidak selalu tentang teknologi atau penemuan baru. Inovasi juga bisa terjadi dalam cara berpikir dan bersikap.

Saat kita berani keluar dari zona nyaman, kita sedang menciptakan pembaruan dalam diri sendiri. Kita belajar mengelola emosi, mengembangkan keberanian, dan memperluas batas kemampuan.

Contohnya, seorang yang dulunya takut berbicara di depan umum, setelah dipaksa tampil beberapa kali, mulai terbiasa dan percaya diri. Atau seseorang yang memutuskan pindah ke kota lain untuk pekerjaan baru, akhirnya justru menemukan potensi yang selama ini tersembunyi.

Rasa tidak nyaman memang tidak enak, tapi itu bukan pertanda kita gagal. Justru itu tanda bahwa kita sedang bertumbuh. Sama seperti otot yang sakit saat dilatih, ketangguhan mental juga dibentuk dari tekanan dan tantangan. 

Ketangguhan bukan sesuatu yang diwariskan sejak lahir, tapi dibentuk oleh pengalaman ,terutama pengalaman yang tidak nyaman. Justru saat kita merasa lemah, bingung, dan ingin menyerah, di situlah proses penguatan diri sedang berlangsung.

Sayangnya, banyak orang terjebak dalam pikiran "yang penting aman" atau "asal nggak repot." Pola pikir ini membuat kita mandek. Kita takut gagal, takut malu, atau takut tidak sesuai harapan. Padahal, kegagalan dan ketidakpastian adalah bagian dari proses menjadi lebih kuat dan dewasa.

Begitu juga dengan kita  selama kita terus bersembunyi di balik rasa nyaman, kita tak akan pernah tahu seberapa jauh kita bisa melangkah. Menjadi tangguh bukan berarti tidak takut atau tidak pernah gagal.

Menjadi tangguh berarti tetap melangkah meski takut, dan bangkit meski sempat jatuh. Dan semua itu dimulai dari satu langkah kecil: berani keluar dari zona nyaman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun