Pada tanggal 12 agustus 2025. Tim Giat 12 Universitas Negeri Semarang atau KKN UNNES, mengadakan kegiatan belajar bersama siswa SD NEGERI 2 MANGGUNGMANGU Kecamatan Plantungan Kabupaten Kendal. Dalam kegiatan belajar bersama yang diikuti siswa kelas 4 dan 5 ini mengusung tema "Olahraga Senang dan Edukasi Berjalan" serta ada penyerahan produk berupa poster ukuran A3 kepada pihak sekolah.
Puluhan siswa tampak antusias mengikuti kegiatan olahraga permainan edukasi berbasis motorik yang diadakan Tim GIAT 12 KKN UNNES. Acara ini tidak hanya mengajak anak bergerak aktif melalui berbagai permainan, tetapi juga menyisipkan nilai edukasi tentang 7 Kegiatan Anak Indonesia Hebat serta pentingnya memahami autisme secara bijak.
Permainan edukasi berbasis motorik yang dihadirkan berupa: Engklek Modifikasi, Tangkap Ekor Naga, Zig-zag Halang Rintang. Permainan ini melatih koordinasi tubuh, konsentrasi, serta kemampuan bekerja sama. Anak-anak diajak untuk bergerak, berlari, dan berinteraksi dengan gembira dalam suasana penuh semangat.
Selain olahraga, Tim GIAT 12 UNNES juga memperkenalkan 7 Kegiatan Anak Indonesia Hebat yang meliputi: gemar membaca, rajin beribadah, disiplin, peduli lingkungan, berani berkreasi, menjaga kesehatan, dan cinta tanah air. Nilai-nilai tersebut disampaikan dengan cara menyenangkan agar mudah dipahami anak sejak dini.
“Kegiatan ini bukan hanya menyehatkan fisik, tetapi juga menanamkan karakter positif. Anak-anak diharapkan tumbuh menjadi generasi yang sehat, cerdas, dan berakhlak,” ujar salah seorang Tim GIAT 12 UNNES.
Tak kalah penting, acara ini juga menyampaikan pesan bahwa autisme bukanlah bahan candaan. Edukasi disampaikan agar siswa lebih memahami bahwa autisme adalah kondisi perkembangan yang membutuhkan perhatian dan dukungan. Tim GIAT 12 UNNES menekankan pentingnya sikap inklusif, menghargai perbedaan, dan menghapus stigma buruk autisme yang selama ini melekat.
Salah satu Guru, menyampaikan apresiasinya, “Kami senang anak-anak bisa belajar sambil bermain. Pesan tentang autisme sangat penting, agar siswa tidak salah kaprah dan lebih peduli.”
Melalui kombinasi olahraga, permainan, dan edukasi, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi ruang tumbuh kembang anak yang lebih sehat, kreatif, dan inklusif. Anak-anak bukan hanya bergerak aktif, tetapi juga belajar menghargai sesama dan memahami nilai kehidupan sejak dini.
