Mohon tunggu...
Jeri Santoso
Jeri Santoso Mohon Tunggu... Nahkoda - Wartawan

Sapiosexual

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

3 Hal yang Perlu Diketahui tentang Halloween

6 November 2019   03:26 Diperbarui: 6 November 2019   10:11 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi halloween: aliexpress.com

Masuknya Pengaruh Kristen

Pada 13 Mei 609 M, Paus Bonifasius IV mempersembahkan Pantheon (sebuah gereja sebagai tempat pemakaman tokoh-tokoh renaisans) di Roma untuk menghormati semua martir Kristen. Paus Gregorius III kemudian memperluas festival untuk memasukkan semua orang suci dan juga para martir, dan memindahkan perayaan dari 13 Mei ke 1 November.

Pada abad ke-9, pengaruh agama Kristen telah menyebar ke tanah-tanah Celtic, dimana ia secara bertahap bercampur dengan dan menggantikan upacara-upacara Celtic kuno. Pada 1000 M, gereja menjadikan 2 November sebagai All Souls Day, sebuah hari untuk menghormati orang mati.

Dipercaya secara luas hari ini bahwa gereja berusaha mengganti festival Celtic of The Dead dengan All Souls Day, yang menjadi legacy gereja. All Souls Day dirayakan dengan cara yang sama dengan Samhain, dengan api unggun besar, parade, dan berdandan dalam kostum sebagai orang suci, malaikat, dan setan.

Perayaan All Saints Day juga disebut All-hallows atau All-hallowmas (dari bahasa Inggris Tengah yang berarti All Saints Day) dan malam sebelumnya, malam tradisional Samhain dalam tardisi Celtic, mulai disebut All-Hallows Eve, dan akhirnya menjadi Halloween.

Halloween Menyebar ke Amerika

Ketika kepercayaan dan berbagai adat-istiadat berbagai kelompok etnis Eropa dan orang Indian Amerika bersatu, sebuah versi Halloween yang khas Amerika mulai muncul. Di paruh kedua abad 19, Amerika dibanjiri imigran baru. Para imigran baru ini, terutama jutaan orang Irlandia yang melarikan diri dari Irish Potato Famine, membantu mempopulerkan perayaan Halloween secara nasional.

Mengadopsi tradisi Eropa, orang Amerika mulai mengenakan kostum dan pergi dari rumah ke rumah meminta makanan atau uang, sebuah praktik yang akhirnya menjadi tradisi "trick or treat" hari ini.

Pada 1920-an Halloween telah menjadi liburan sekuler tetapi berpusat pada komunitas, dengan parade dan pesta Halloween di seluruh kota sebagai hiburan utama. Namun pada saat itu, vandalisme masih mengganggu perayaan di beberapa kota.

Pada 1950-an, para pemimpin kota telah berhasil membatasi vandalisme, dan Halloween telah  berkembang menjadi liburan yang diarahkan terutama pada kaum muda. Karena tingginya jumlah anak kecil selama ledakan kelhiran bayi pada tahun 1950-an, banyak orang yang kemudian pindah dari pusat kota ke daerah-daerah sepi dan tenang.

Tradisi ini berkembang terus di Amerika sampai sekarang, menjadikannya sebagai hari libur komersial terbesar kedua di negara tersebut setelah Natal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun