Mohon tunggu...
YEREMIAS JENA
YEREMIAS JENA Mohon Tunggu... Dosen - ut est scribere

Akademisi dan penulis. Dosen purna waktu di Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Bill Gates dan Alasan Menjadi Bahagia

27 Februari 2019   22:48 Diperbarui: 28 Februari 2019   18:25 917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga, pada akhirnya daya dorong -- orang beragama menyebutnya sebagai spiritualitas -- yang membuat Bill Gates dan Melinda Gates terus membantu mengentaskan kemiskinan adalah rasa cinta akan kemanusiaan universal.

Ketika Bill Gates mengatakan bahwa dia merasa berbahagia ketika melihat orang lain berhasil justru menegaskan nilai universalitas kemanusiaan itu. 

Kebaikan yang ditawarkan Bill Gates dan Melinda Gates melampaui sekat-sekat kesukuan, egoisme agama, dan pandangan-pandangan sempit lainnya.

Kita yang belum kaya atau belum mencapai kemakmuran masih harus rajin bekerja. Mereka yang sudah kaya akan terus membantu mengentaskan kemiskinan orang lain. Apakah dengan begitu kita tidak membantu sesama karena kita belum kaya? Cara berpikirnya bukan begitu.

Spiritualitas kuno mengatakan, "Jangan menunggu kaya dulu agar bisa membantu. Justru kadang-kadang kita mengalami kebahagiaan tak terkira ketika kita berbagi dalam kekurangan."

Kita semua pernah mengalaminya, bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun