Mohon tunggu...
jennifer lee sugiarti
jennifer lee sugiarti Mohon Tunggu... -

Mata Sipit itu menarik buat yang tertarik

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Mengenang Mak Anong

6 September 2014   23:28 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:26 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru saja saya menerima sms dari adik yang memberitahukan bahwa saudara kami yang biasa kami panggil Mak Anong sedang menghadapi sakratul maut.

Saya sedang berada diluar kota dan langsung saja saya telpon rumah, Bapak yang menerima telepon, mengatakan bahwa Mak Anong sudah “Ngap-ngapan” . sedih mendengarnya karena Mak Anong mempunyai kenangan tersendiri bagi saya dan keluarga.

Mak Anong merupakan adik ipar nenek dari pihak ibu. Kami, anak-anak ibu memanggil beliau dengan sapaan Mak karena ibu kami memanggil demikian. Mak dari kata Emak yang artinya ibu. Beliau tinggal bersebelahan dengan rumah kami. Sudah 4 tahun ini Mak Anong terkena stroke. Selama sakit sang suami yang mengurusnya dengan telaten. Lima anak Mak Anong semuanya sudah berkeluarga dan sudah tidak tinggal dirumah tersebut.

Seingat saya dari cerita suaminya, yang berarti kakek saya, pertama kali Mak Anong mengalami serangan stroke di kamar mandi. Tiba-tiba terjatuh dan kemudian sebagian anggota tubuhnya tidak dapat digerakkan kembali.

Sang suami yang berprofesi sebagai tukang urut. Setiap pagi dengan telaten mengurut tubuh sang istri agar gejala strokenya berkurang.

Keadaan memang tidak banyak berubah. Mak anong tetap tidak bisa kembali menggerakkan seluruh tubuhnya. Awal mengalami stroke Mak Anong tidak bisa melakukan apapun. dua tahun belakangan Mak Anong sudah bisa makan sendiri, namun untuk aktifitas lainnya harus dibantu oleh orang lain. Kegiatannya hanya banyak dilakukan di bangku depan rumahnya dimana kadang saudara-saudara yang lain menemaninya mengobrol atau beliau hanya duduk melamun, mungkin memikirkan apa yang dialaminya.

Meskipun Mak Anong mengalami stroke yang mangakibatkan dirimu lumpuh, namun semangat dan keceriaannya tidak pernah pudar. Mak Anong tetap melontarkan guyonan-guyonan jika sedang mengobrol meskipun diucapkan dengan agak terbata-bata. Senyum tidak pernah hilang dari bibirnya meskipun agak perot.

Mak Anong mempunyai kenangan tersendiri bagi saya. Semenjak kecil saya suka dengan tata rias. Untuk menyalurkan hobi tersebut, Mak Anong yang saya jadikan model. Beliau tidak pernah mengeluh ketika saya merias wajahnya dan hasilnya seperti topeng atau saya menggulung-gulung rambutnya dengan batang daun singkong agar rambutnya menjadi keriting.

Anak mak Anong yang paling kecil seusia dengan saya. Kami biasa bertengkar apabila sedang bermain. Biasanya selalu diakhiri dengan tangisan anaknya akibat kejailan saya. Namun sekalipun Mak Anong tidak pernah marah.

Karena keadaan ekonomi keluarga, Mak Anong sering membantu keluarga kami untuk mendapatkan tambahan uang belanja. Jika ibu sedang sibuk, Mak Anong yang mengambilkan raport kami, membawa kami ke dokter jika kami sakit, mengantar kami ke sekolah atau sekedar membantu ibu di dapur.

Yang paling saya ingat dari beliau adalah sambal goreng terasi buatannya. Rasanya tiada dua. Bahkan buatan ibu atau nenek saya pun tidak bisa menandinginya. Jika Mak Anong membuat sambal goreng terasi baunya akan sampai ke rumah kami. Dan langsung saja saya mengambil piring dan nasi kemudian menuju rumah Mak Anong untuk makan dengan sambal goreng terasi tersebut.

Rasanya sudah lama sekali tidak makan dengan sambal goreng terasi buatannya. Sekarang saya hanya dapat mengenangnya.

Adik saya mungkin juga mempunyai kenangan tersendiri dengan Mak Anong. Karena saya pernah mendengar dia mengutarakan niatnya jika sudah mendapatkan pekerjaan, gaji pertamanya akan dia gunakan untuk membelikan sofa bagi Mak Anong. Karena selama ini, bangku yang digunakannya untuk duduk-duduk didepan rumahnya hany terbuat dari potongan-potongan kayu bekas pakai.

Sungguh, Mak Anong adalah perempuan baik yang mempunyai kenangan tersendiri bagi keluarga kami.

Stroke mungkin melumpuhkannya namun tidak membuat kami lupa akan Kebaikan dan kesabarannya yang membekas dalam hati kami.

Sakitnya membuat kami sadar akan pentingnya gaya hidup sehat agar terhindar dari penyakit stroke atau penyakit lainnya.

Dan sore ini saya dingatkan bahwa semua akan kembali kepadaNya. Bahwa hanya perilaku yang telah kita perbuat yang akan tinggal. Baik itu keburukan atau kebaikan.

Al-fatihah untuk Mak Anong. Semoga dimudahkan jalannya menuju kehidupan kekal.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun