Mohon tunggu...
Jeniffer Gracellia
Jeniffer Gracellia Mohon Tunggu... Lainnya - A lifelong learner

Menulis dari Kota Khatulistiwa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengunjungi Saksi Bisu dari Dua Peristiwa Terkelam dalam Sejarah Thailand

14 April 2021   09:00 Diperbarui: 26 April 2022   04:58 1955
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Universitas Thammasat | Foto milik pribadi

Dimulai pada tahun 1963, ia kemudian terpilih lagi menjadi Perdana Menteri pada pemilu yang diselenggarakan pada tahun 1969. Namun kepopulerannya menurun dengan semakin meningkatnya kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia dengan dalil mengurangi komunisme dan budaya Korupsi dan Nepotisme.

https://en.wikipedia.org/wiki/1973_Thai_popular_uprising#/media/File:1973_thai_students_uprising_Ratchadamnoen_Avenue.jpgRibuan mahasiswa yang berkumpul di Ratchadamnoen Avenue untuk berdemonstrasi | Foto diambil dari Wikipedia
https://en.wikipedia.org/wiki/1973_Thai_popular_uprising#/media/File:1973_thai_students_uprising_Ratchadamnoen_Avenue.jpgRibuan mahasiswa yang berkumpul di Ratchadamnoen Avenue untuk berdemonstrasi | Foto diambil dari Wikipedia

Demonstrasi 14 Oktober 1973

Masyarakat Thailand yang diwakilkan oleh mahasiswa pun mulai melakukan demonstrasi, dipicu dengan meningkatnya aktivisme mahasiswa yang terinspirasi oleh ideologi sosialisme demokratis, ketidaksetujuan akan kebijakan pemerintah yang pro-Amerika Serikat yang kapitalis dan banyaknya aktivis yang ditangkap oleh pemerintah Thanom. 

Puncak dari demonstrasi tersebut berujung dengan Demonstrasi 14 Oktober 1973 yang memakan sebanyak 77 nyawa dan 857 luka-luka. Sebagian besar dari korban tersebut adalah mahasiswa dari Universitas Thammasat. 

Demonstrasi yang meninggalkan banyak korban ini membuat Raja Thailand Bhumibol mengutuk keras kegagalan pemerintah Thanom dalam mengendalikan massa. Akhirnya Thanom meninggalkan jabatannya yang kemudian diberikan kepada Sannya Dharmasakti yang saat itu adalah Dekan Fakultas Hukum di Universitas Thammasat. 

Kepergian Thanom yang mengungsi ke Amerika Serikat dan Singapura setelah kehilangan kekuasannya menjadi tanda dari awal demokrasi dan bebasnya Thailand dari pemerintah militer yang otoriter. Demonstrasi ini juga menjadi awal dari meningkatnya kekuatan aktivisme mahasiswa di Thailand. 

14 Oktober kemudian dikenang dengan "Hari Kesedihan Besar", melahirkan sebuah peristiwa sejarah penting dan menjadi titik balik dari politik Thailand. Pemberontakan ini berhasil mengubah sistem politik menjadi demokrasi dengan berakhirnya pemerintahan junta Militer yang saat itu dipimpin oleh Thanom Kittikachorn. 

Surat kabar Dao Siam yang menunjukkan foto dramatisasi pengantungan aktivis yang mirisnya mirip dengan anggota kerajaan|Foto diambil dari Practhai
Surat kabar Dao Siam yang menunjukkan foto dramatisasi pengantungan aktivis yang mirisnya mirip dengan anggota kerajaan|Foto diambil dari Practhai

Dua latar belakang dibalik Pembantaian 6 Oktober 1976

Sayangnya, demokrasi tidak bertahan lama. Keadaan dalam negeri semakin memburuk karena inflasi dan kekurangan beras. Kekuatan komunisme pun semakin kuat di negara-negara tetangga. Terdapat dua latar belakang dari Pembantaian 6 Oktober, yaitu:

1. Kepulangan Thanom dari Singapura karena militer dan monarki yang panik akan meningkatnya kekuatan komunisme. 

Thanom pun kembali kemudian ditahbiskan sebagai seorang biksu. Tidak setuju, mahasiswa pun marah besar dengan berunjuk rasa di depan Universitas Thammasat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun