Mohon tunggu...
Jeniffer Gracellia
Jeniffer Gracellia Mohon Tunggu... Lainnya - A lifelong learner

Menulis dari Kota Khatulistiwa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Service Animal, Penolong bagi Para Penyandang Disabilitas

24 Januari 2021   10:52 Diperbarui: 26 Januari 2021   00:11 2879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Service dog yang membantu pemiliknya menyeberangi jalan | Foto diambil dari Lightstream

Di antara kita mungkin ada anggota keluarga, teman, atau tetangga yang menyandang disabilitas. Penyandang disabilitas sebenarnya termasuk ke dalam golongan minoritas di Indonesia, tetapi sepertinya memang jarang dibahas oleh masyarakat Indonesia di dalam perdebatan masalah antara mayoritas dan minoritas.

Menurut data dari World Health Organization, 15 dari 100 orang di dunia menyandang disabilitas dan 2-4 diantaranya adalah penyandang disabilitas berat.

Sedangkan di Indonesia, menurut Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) pada tahun 2015 yang merupakan data terbaru yang menghitung penyandang disabilitas, 8,56% dari penduduk Indonesia adalah penyandang disabilitas.

Selayaknya hak warga negara lainnya, penyandang disabilitas di Indonesia juga memiliki hak yang seharusnya dipenuhi oleh pemerintah. Hak yang dimiliki oleh penyandang disabilitas salah satunya adalah hak mobilitas, di mana sudah seharusnya pemerintah menjamin ruang gerak para difabel ketika beraktivitas di luar rumah, seperti di trotoar, perkantoran, ataupun ketika menggunakan angkutan umum.

Berbagai usaha sudah dilakukan oleh pemerintah, namun hingga sekarang Indonesia masih belum ramah kepada difabel jika dibandingkan dengan negara lainnya, seperti Amerika Serikat.


Selain lingkungan yang ramah terhadap penyandang disabilitas, salah satu usaha dari pemerintah Amerika Serikat untuk memenuhi hak penyandang disabilitas adalah dengan memberlakukan peraturan mengenai service animals yang membantu masyarakat yang membutuhkannya.

Masyarakat di sana sudah tidak heran apabila ada anjing yang menggunakan rompi berada di tempat publik, seperti rumah sakit, sekolah, ataupun restoran.

Apa itu service animals? 

Service animals atau hewan pemandu adalah hewan pekerja yang telah dilatih secara khusus untuk membantu penyandang disabilitas. Service animals yang paling umum digunakan dan diakui oleh pemerintah adalah anjing. Anjing telah digunakan sebagai service animals sejak tahun 1927 di Amerika Serikat. 

Selain anjing, kuda mini, monyet, kucing, burung, bahkan serigala juga dapat dilatih apabila dibutuhkan sebagai service animals. Walaupun tidak diwajibkan, kebanyakan service animals ini mengunakan rompi, tanda pengenal, atau tali khusus yang menunjukkan mereka bukanlah binatang peliharaan biasa.

Selain Amerika Serikat, negara lain yang membuat peraturan dan mengakui peran service animals adalah Inggris, Meksiko, Brasil, Australia, Kanada, Korea Selatan, dan beberapa negara di Eropa.

Peraturan ini bukan hanya digunakan untuk mengakui penolong mengemaskan ini tetapi juga menetapkan sanksi jika ada yang menolak para service dogs.

Misalnya dalam the Americans with Disabilites Act pada tahun 1990 yang melarang pemilik bisnis, lembaga pemerintah, atau organisasi lain untuk melarang keberadaan service dogs.

Service dogs juga diperbolehkan untuk menemani pemiliknya di maskapai penerbangan komersial yang diatur dalam peraturan yang dibuat oleh Departemen Perhubungan Amerika Serikat. Tempat yang tidak diharuskan untuk menerima service dogs adalah tempat beribadah, dapur restoran, dan tempat operasi. Salah satu service dog yang terkenal adalah Sully yang melayani mantan Presiden Amerika Serikat George H.W.Bush selama enam bulan terakhir hidupnya.

Sully di pemakaman George H.W. Bush | Foto diambil dari Dailymail.co.uk
Sully di pemakaman George H.W. Bush | Foto diambil dari Dailymail.co.uk

Melatih service dog

Service dog bukanlah anjing peliharaan biasa. Pemilik anjing biasa pun bisa melatih sendiri anjingnya menjadi service dog, tetapi setelah dilatih anjing ini harus lulus tes terlebih dahulu.

Untuk lulus tes ini, anjing harus diajari sesuai kurikulum yang sudah dibuat dan harus sudah dilatih minimal 120 jam selama 6 bulan. Setelah lulus tes, pemiliknya harus membuat sertifikat resmi dan mendaftarkan anjing peliharaannya menjadi service dog.

Jika Anda pernah memelihara anjing, pasti Anda tahu betapa sulitnya melatih anjing. Oleh karena itu pemerintah Amerika Serikat juga menyediakan pelatihan eksklusif dengan harga antara $20.000 (280 juta rupiah) hingga $60.000 (814 juta rupiah).

Harga pelatihan ekslusif ini bervariasi tergantung dengan keahlian yang diajarkan kepada anjing tersebut. Harga yang tidak murah ini belum termasuk biaya untuk dokter hewan, pelatih anjing, hingga pendaftaran sertifikasi.

Apa saja keahlian yang bisa dilatih? 

Keahlian yang diajarkan kepada service dogs ini juga bermacam-macam, tergantung dengan kebutuhan dari pemiliknya yang menyandang disabilitas. Selain dilengkapi dengan keahliannya masing-masing, kebanyakan service dog juga diajari untuk membunyikan alarm bantuan medis. 

Mereka juga membawa telepon peringatan petunjuk darurat pertolongan pertama di rompinya. Service dogs juga dilatih untuk membawa obat-obatan yang diperlukan oleh pemiliknya. Beberapa keahlian yang dapat dimiliki oleh seekor service dog, antara lain seperti:

Mendeteksi kanker, dimana service dog telah dilatih dengan mengendus nafas pasien yang mengidap kanker. Sel kanker ternyata mengeluarkan bau yang berbeda daripada sel biasa dan mengubah cara nafas seseorang.

Beberapa jenis anjing seperti Labrador Retriever yang memiliki indera penciuman yang tajam dapat membedakan orang yang mengidap kanker atau tidak dan sebuah penelitian menyatakan 98% diagnosis service dog ini tepat.

Siaga diabetes, dimana service dog ini dilatih untuk mengingatkan pemiliknya jika kadar gula darah tinggi (hiperglikema) atau gula darah rendah (hipoglikemia).

Service dog ini dilatih untuk mencium kadar keton di tubuh pemiliknya, dimana keton akan berbau buah jika pemiliknya mengalami kadar gula tinggi. Sedangkan untuk gula darah rendah, keton akan memiliki bau yang unik yang dapat dideteksi oleh service dog.

Memandu penyandang tunatera, dimana service dog selain diajari untuk menuntun jalan juga diajari ketidaktaan selektif. Ketidaktaan selektif adalah dimana mereka diajari untuk mematuhi aturan, tetapi mereka tetap membuat sebuah pilihan menurut penilaian mereka sendiri.

Contohnya adalah ketika pemiliknya memerintahkan untuk menyeberangi jalan, anjing tersebut akan menilai apakah jalan sudah cukup aman untuk dilewati.

Mendengar, dimana service dog dilatih untuk membantu pemiliknya yang tunarugu. Anjing dengan keahlian ini dilatih ketika mendengar isyarat tertentu mereka dapat memperingati pemiliknya, seperti alarm kebakaran, bel pintu, ketukan pintu, telepon, jam alarm, bahkan ketika seseorang memanggil nama pemiliknya.

Membantu mobilitas, dimana service dog diajari untuk melakukan tugas sehari-sehari seperti mengambil barang, membuka pintu, menekan tombol lift, hingga menyalakan lampu. Mereka juga dapat menopang pemiliknya yang memiliki masalah keseimbangan tubuh.

Membantu melewati masalah psikologis seperti kecemasan, depresi, dan Post-traumatic Stess Disorder (PTSD). Sebelum pemiliknya sadar, anjing ini dilatih untuk merasakan perubahan psikologi pemiliknya ketika mengalami gejala dari masalahnya, seperti termenung untuk waktu yang lama. Keahlian ini juga sangat penting untuk para veteran perang dengan membantu pemiliknya menjaga jarak dengan orang lain.

Service dog yang membantu pemiliknya berbelanja di supermarket | Foto diambil dari Dailyecho.co.uk
Service dog yang membantu pemiliknya berbelanja di supermarket | Foto diambil dari Dailyecho.co.uk

Di Indonesia sendiri masih belum ada peraturan yang melarang ataupun memperbolehkan service animals di ruang publik.

Menurut penulis sendiri, harga untuk melatih seekor anjing atau hewan lainnya menjadi service animals sangat mahal tetapi keahlian yang didapatkan sepadan dengan manfaatnya.

Service animals akan semakin berguna jika pemiliknya yang menyandang disabilitas ini hidup sendirian atau tidak mau bergantung kepada orang lain. 

Bagaimana menurut Anda jika di Indonesia memperbolehkan service animals ini? Apakah service animals akan membantu anggota keluarga, teman, atau tetangga Anda yang menyadang disabilitas?

Sumber 1, 2, 3 dan 4

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun