Mohon tunggu...
Zema
Zema Mohon Tunggu... Penulis - orang biasa

Hidup ini sederhana, perasaan memperumitnya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pelajaran Hidup Menjelang Usia Dua Lima

25 Juni 2020   22:25 Diperbarui: 27 Juni 2020   04:00 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kegundahan yang sering dialami oleh mereka yang berusia 25 tahun (Ilustrasi: www.pixabay.com)

Sekarang, kalau kita mendengar ada orang yang membicarakan hal buruk tentang kita, atau sesuatu tidak berjalan sesuai kemauan, ya mau bagaimana lagi. Paling ambil waktu sendiri, datang pada Tuhan, koreksi kesalahan lalu melanjutkan hidup kembali.

Ketika kita tahu telah membuat keputusan yang salah dan mampu memaafkan diri, ketika keadaan tidak berjalan baik dan kita tetap bertanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan, atau saat kita hanya mengandalkan Tuhan tanpa mencari pembelaan.  

Saat-saat seperti itulah menjadi dewasa terasa menyenangkan.

Menjelang Usia Dua Lima Jadi Sadar Bahwa Tidak Semua Yang Terjadi Tentang Kita
Mungkin karena  intovert sudah gitu melankolik, saya menjadi lebih perasa sekaligus sulit mengekspesikan rasa. Atau mungkin bukan hanya saya ya.

Misalnya, Kita merasa orang-orang membicarakan kita, atau orang-orang tertentu tidak suka dengan kita, mungkin juga kita merasa orang-orang tidak mau mengerti kita, atau dia membatalkan janji karena ada kita dan sebagainyaa..

Menjelang usia dua lima, perasaan seperti itu terasa memalukan. Setelah melalui berbagai persitiwa kita jadi sadar bahwa "tidak semua yang terjadi adalah tentang saya".

Mereka yang tertawa di sudut sana bisa saja sedang membiacarakan hal lucu, bukan menertawakan kita, mereka yang tiba-tiba diam bisa saja sedang ada masalah pribadi bukan karena benci pada kita, dan mereka yang mendadak pergi mungkin saja memang sedang ada urusan bukan sedang menghindari.

Berhenti merasa menjadi sangat penting. Kita semakin mengerti kalau semua orang sedang berjuang dengan hidupnya. ada yang sedang bersusah payah menyelesaikan kuliah, ada yang sedang berusaha melupakan seseorang, ada yang sedang pusing mencari pekerjaan, ada yang sedang kehilangan tujuan, dan sebagainya intinya semua orang sedang berjuang dengan hidupnya.

Kita yang hampir memasuki usia dua lima menjadi sadar bahwa kita tidak "sepenting itu" bagi orang lain, sehingga jika biasanya kita menuntut pengertian sekarang kita mencoba mengerti situasi orang lain.

Ada beberapa hal lagi sih yang menjadi pelajaran penting buat saya secara pribadi, tapi secara garis besar dua poin di atas sudah menggambarkan semuanya.

Oh ya, sadar atau tidak, dulu waktu kecil kita tidak punya pilihan hanya bisa ikut kata orang dewasa, sekarang rasanya terlalu banyak pilihan sampai-sampai kadang salah mengambil keputusan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun