Mohon tunggu...
Rut Sri Wahyuningsih
Rut Sri Wahyuningsih Mohon Tunggu... Penulis - Editor. Redpel Lensamedianews. Admin Fanpage Muslimahtimes

Belajar sepanjang hayat. Kesempurnaan hanya milik Allah swt

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Valentine, Ujungnya Berzina

17 Februari 2022   19:11 Diperbarui: 17 Februari 2022   19:16 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: zazzle/pinterest

Maka, jika tak ada edukasi dan pendampingan dari penguasa bagaiamana mungkin ada penerapan hukum yang tegas. Dengan fakta zina di depan mata, penguasa masih memberi hukuman pendataan dan pembinaan. Padahal, hukuman yang menjerakan yang akan membuat kasus perzinahan selesai. Sebab dalam Islam, zina adalah tindakan kriminal. Pelakunya jika masih belum pernah menikah dicambuk sebanyak 100 kali, namun jika sudah menikah dirajam hingga mati. Dan semua harus diperlihatkan di hadapan khalayak ramai. 

Hal itu karena hukuman dalam Islam bersifat zawajir ( pencegahan) dan jawabir ( sebagai penebusan dosa). Sedangkan hukum di dunia, terutama dalam sistem sekuler ini seringkali terhalang dengan Hak Asasi Manusia. 

Hukuman dalam Islam dianggap keji dan tidak berperikemanusiaan, sedangkan HAM lebih manusiawi, padahal cobalah ditengok dampak dari perzinahan dan seks bebas yang marak, bahkan makin terang-terangan dengan berbungkus acara Valentine day. 

Ketidakjelasan nasab, kehilangan hak waris, rusaknya institusi pernikahan, terguncangnya akidah masyarakat dan jelas tindak kriminal lainnya. Bagaimana kesejahteraan dan kedamaian tercipta, dengan perzinahan yang dibebaskan, padahal keduanya adalah kebutuhan pokok? Kemudian berharap pada sistem hari ini yang memisahkan agama dari kehidupan?

Jika penguasa memandang sama haramnya pada perzinahan, maka akan ada pengawasan yang sangat tegas. Tak hanya sekadar ditangkap, dibina kemudian dilepas. Sebab, zina tak hanya karena rusaknya perilaku pelaku, namun juga rangsangan yang terus terstimulasi dan dianggap sebagai gaya hidup modern. Apalah artinya modern jika itu bertentangan dengan perintah dan larangan Allah? Dan sebenarnya arti modern bukanlah mengikuti gaya hidup barat atau kafir, justru berbalik mundur ke masa jahiliah, bodoh dan terbelakang. 

Dimana letak keimanan kita ketika tak bersuara menentang perayaan hari Valentine menjadi bagian dari budaya Muslim? Bukankah seharusnya ada pembeda yang tegas antara yang Haq dan batil. Sebab Haq adalah mengikuti perintah Allah SWT, sedangkan yang batil mengikuti perbuatan setan. 

Allah SWT berfirman, yang artinya,"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah- langkah setan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. An-Nuur: 21). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun