Manuskrip tersebut mencantumkan secara terang serta detail metode pembentukan sabun. Bukti ini menampakkan betapa kehidupan Islam sudah jauh lebih maju dibandingkan peradaban Barat. Masyarakat Barat, terutama Eropa, diperkirakan baru mengetahui pembuatan sabun pada abad ke-16 M.Â
Kini seakan tanpa bekas, bahwa nenek moyang kaum Muslim sedemikian canggih, hanya bermula dari hadist tentang kebersihan, maka mereka sangat berkeinginan kuat agar hadist itu benar-benar bisa diterapkan.Â
Bisa jadi, karena kini Islam tidak lagi berkuasa, gambaran kesempurnaan penerapannya kabur karena diterapkannya sistem sekuler. Islam hanya dikenal sebagai agama pengatur ibadah seseorang. Padahal, Islam adalah solusi, terciptanya sabun sebagai alat untuk menjaga hidup tetap bersih itu hanya satu dari sekian bukti.Â
Kini berganti dengan simbol Islam adalah kotor dan jorok, menjaga hajat hidup orang banyak saja tak mampu. BAK/BAB jika tak tertangani dengan ilmu dan dedikasi tinggi tentu akan menjadi masalah seperti saat ini.Â
Lantas, tahukah apa alasan Khalifah Harun Al Rasyid membangun begitu banyak kamar mandi? Semua demi kesejahteraan masyarakat, kamar mandi adalah salah satu sarana  umum selain taman, jalan serta pasar . Khalifah membangun itu semua dengan teknologi tercanggih dan biaya dari Baitul mal. Â
Jadi, masuk akal bukan jika kemudian rakyatnya sejahtera sebab pemimpinnya tak sekadar menjadi pemimpin sebuah bangsa atau masyarakat, tapi memikirkan hingga tingkat teknis bagaimana hajat hidup orang banyak bisa teratasi dan mensejahterakan.
Ironinya, kini masuk toiletpun berbayar, alasannya untuk biaya pemeliharaan, toilet adalah bisnis. Bukan kewajiban penguasa. Terlihat sudah benang merahnya, mengapa bersih itu mahal dan mengapa pula rakyat masa bodoh dengan urusan kebersihan. Wa