Mohon tunggu...
Salwa Jelita
Salwa Jelita Mohon Tunggu... Mahasiswa - universitas jember

hobi saya menulis dan bercerita

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bangkit Jemberku

22 September 2022   00:13 Diperbarui: 22 September 2022   00:15 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tercatat, pandemi mengakibatkan 9.467 orang kehilangan pekerjaan, serta 126.297 karyawan mengalami pengurangan jam kerja. Jika dibandingkan dengan 2020 atau di masa awal pandemi, data per 1 Agustus 2021 tersebut memang menurun. Namun, jumlahnya masih cukup fantastis, serta menjadi penyumbang angka pengangguran baru di Jember.

Sementara itu, angka pengangguran dari tahun ke tahun juga terus mengalami peningkatan. Terutama sejak 2019 hingga 2021. Dari awalnya 47.629 orang menganggur pada 2019, meningkat menjadi 67.448 orang pada 2020. Sedangkan 2021 jumlah pengangguran kian bertambah menjadi 73.017. 

Namun ditahun ini, pandemi sudah mulai mereda, kasus mulai menurun dan sudah ada himbauan untuk melepas masker yang biasa kita gunakan sehari hari. Hal ini bertanda bahwa pandemi sudah berakhir, saatnya Kota Jember bangkit dengan strategi -- strategi yang sudah disiapkan dan dirancang sejak lama. 

Terlihat secara fisik, perguruan tinggi dan perkantoran sudah memasuki fase luring atau tidak during lagi. Mahasiswa dari berbagai penjuru daerah pun mulai berdatangan, begitu pula dengan pekerja yang sebelumnya WFH (Work From Home) menjadi WFO (Work From Office). Hal ini membuat kepadatan penduduk kembali terjadi, aktivitas kembali padat, perputaran uang kembali sibuk. Sarana dan parasarana pun banyak yang diperbaiki atau diperbarui untuk menyambut dan menunjang kembalinta kepadatan aktivitas ini.

Berbagai strategi pemerintah untuk membangkitkan ekonomi Kota Jember sudah banyak terlihat, seperti menggenjot masyarakat agar membuka caf atau restoran yang unik di daerah -- daerah yang sebelumnya bisa dikatakan bukan pusat Jember, menjadi ramai wisatawan. Contohnya di Kecamatan Ambulu, banyak pusat perbelanjaan yang memanjakan mata yang mampu menarik perhatian wisatawan dan pastinya sekaligus membuka lapangan pekerjaan. Hal ini sangat berdampak pada sekitarnya, yang dulunya jalanan sepi sekarang menjadi ramai. Untuk memanfaatkan peluang ini, masyarakat berbondong -- bondong untuk berjualan disepanjang jalan yang sering dilewati wisatawan. 

Papuma Fashion Week juga mampu membuat Pantai Papuma tidak hanya ramai pada pagi hingga sore saja, namun sampai malam. Ini dapat meningkatkan pendapatan warung -- warung yang ada di Pantai Papuma Jember.


Alun -- Alun Kota Jmeber juga tidak luput dari sorotan masyarakat. Berbagai fasilitas umum diperbaiki dan diganti dengan yang baru. Pastinya ini semakin dapat menarik perhatian masyarakat Jember mauapun masyarakat luar jember. Kopi keliling, pedagang kaki lima, hingga toko -- toko di Alun -- Alun dan sekitarnya kembali ramai. Muncul banyak jenis dan varian baru makanan, minuman, benda -- benda yang dijual hasil dari kreativitas ber ekonomi masyarat. Ini dapat menggugah masyarakat lain untuk ikut dalam menaikkan perekonomian Kota Jember.

Tidak lupa, sector pertanian pun ikut dikembangkan agar bisa menjadi peluang terjadinya ekonomi

Dengan ini, tercatat angka pengangguran jauh menurun dan perekonomian Kota Jember membaik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun