Mohon tunggu...
Jejak Sapa Nusa
Jejak Sapa Nusa Mohon Tunggu... KKN FP UB 2025

Kelompok KKN FP UB 2025

Selanjutnya

Tutup

Nature

SAPA NUSA dan MMD UB Kenalkan TOBI dan Irigasi Tetes, Ibu PKK Sumberngepoh Semangat Menanam!

4 Agustus 2025   07:00 Diperbarui: 4 Agustus 2025   01:14 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SAPA NUSA X MMD UB 2025 Bersama Ibu PKK di Desa Sumberngepoh, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang.

Dalam rangka pelaksanaan program Kuliah Kerja Nyata (KKN), mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (FP UB) 2025 yang bernama SAPA NUSA berkolaborasi dengan Mahasiswa Membangun Desa (MMD UB) mengadakan kegiatan bertajuk TOBI (Toga untuk Bumi) x Irigasi Tetes pada Jumat (26/7/2025) pukul 16.00--17.30 WIB di Balai Desa Sumberngepoh, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Kegiatan ini menyasar kelompok ibu-ibu PKK dan mengusung dua fokus utama, yaitu pengenalan gerakan TOGA sebagai solusi kesehatan alami berbasis lingkungan, serta pemanfaatan teknologi pertanian sederhana berupa sistem irigasi tetes yang mendukung keberlanjutan praktik bercocok tanam tersebut.

Acara diawali dengan sambutan dari perwakilan ibu PKK Desa Sumberngepoh yang menyampaikan apresiasi atas kehadiran mahasiswa dan rasa antusias terhadap topik yang akan dibawakan. Para peserta tampak bersemangat sejak awal acara dimulai.

Pemaparan pertama disampaikan oleh tim KKN FP UB 2025 mengenai program TOBI (Toga untuk Bumi), yang mengajak masyarakat terutama ibu rumah tangga untuk menanam tanaman obat keluarga (TOGA) sebagai bentuk cinta lingkungan sekaligus upaya menjaga kesehatan keluarga secara alami. Mahasiswa menjelaskan berbagai manfaat TOGA, mulai dari kelor yang kaya antioksidan, kapulaga dan kencur untuk meningkatkan daya tahan tubuh, hingga stevia yang bisa digunakan sebagai pemanis alami pengganti gula. Seluruh tanaman ini mudah ditanam di lahan sempit dan sangat sesuai dengan kondisi rumah tangga di pedesaan.

Sebagai bentuk kesinambungan dari program TOBI, tim MMD UB 2025 kemudian memperkenalkan sistem irigasi tetes berbasis cotton bud. Mahasiswa menjelaskan bahwa menanam TOGA memang penting, namun akan lebih efektif jika didukung oleh teknik perawatan yang sederhana dan efisien, terutama dalam hal penyiraman. Di sinilah peran irigasi tetes masuk sebagai solusi praktis. Sistem ini memanfaatkan botol plastik bekas dan cotton bud sebagai alat pengatur tetesan air yang menyalurkan air secara perlahan ke sekitar akar tanaman. Dengan begitu, tanaman tetap tercukupi kebutuhannya tanpa harus disiram setiap hari secara manual.

"Gerakan TOBI ini tidak hanya menanam, tetapi juga mengajarkan bagaimana merawatnya dengan cara yang tidak merepotkan," ujar salah satu mahasiswa. "Irigasi tetes menjadi pelengkap dari TOBI agar ibu-ibu bisa menanam TOGA secara berkelanjutan di rumah tanpa khawatir soal waktu penyiraman atau kekurangan air."

Demonstrasi pembuatan irigasi tetes pun dilakukan di depan para ibu PKK. Mahasiswa menunjukkan cara mengisi botol bekas dengan air, melubangi tutup botol, lalu memasukkan cotton bud untuk menyalurkan air secara perlahan. Botol kemudian dibalik dan ditanamkan ke dekat akar tanaman. Air akan keluar sedikit demi sedikit melalui serat cotton bud, menjaga kelembapan tanah di sekitar tanaman.

Respon positif langsung terlihat. Salah satu ibu, Bu Weni, bertanya, "Kalau cotton bud-nya habis, harus diganti berapa hari sekali, ya?" Mahasiswa menjelaskan bahwa tergantung kebutuhan air tanaman, tapi rata-rata bisa bertahan dua hingga tiga hari. Sistem ini dianggap sangat cocok bagi ibu-ibu yang memiliki kesibukan lain, karena praktis dan hemat air.Setelah sesi materi selesai, kegiatan dilanjutkan dengan penanaman enam jenis TOGA di lahan milik ibu-ibu PKK yang terletak di depan Balai Desa. Lahan ini sebelumnya telah disiapkan oleh tim KKN FP UB SAPA NUSA, lengkap dengan bedengan dan lubang tanam. Bibit tanaman seperti kelor, daun salam, kapulaga, kencur, kunyit, dan stevia telah disediakan. Ibu-ibu dibagi menjadi beberapa kelompok kecil dan mulai menanam dengan didampingi mahasiswa.

Salah satu momen yang menghidupkan suasana adalah ketika Bu Yuli bertanya, "Stevia ini untuk apa, ya?" Mahasiswa pun menjelaskan bahwa stevia adalah pemanis alami yang cocok untuk penderita diabetes karena kalorinya sangat rendah. "Wah, cocok banget buat suami saya," ujarnya sambil tertawa, disambut canda dan tawa dari peserta lain.

Setelah proses penanaman selesai, kegiatan dilanjutkan dengan pemberian pupuk organik dan penyiraman menggunakan air biasa. Ibu-ibu tampak antusias mengikuti setiap langkah, bahkan beberapa dari mereka dengan semangat mengatakan ingin menanam TOGA juga di rumah. Mereka menyampaikan bahwa jika dilakukan secara mandiri di pekarangan, sistem irigasi tetes yang telah diperkenalkan sebelumnya bisa menjadi solusi praktis untuk menyiram tanaman sehari-hari tanpa harus repot setiap waktu.

Kegiatan ditutup dengan sesi dokumentasi dan foto bersama, menjadi penanda keberhasilan kegiatan hari itu. Perwakilan ibu PKK mengungkapkan rasa terima kasih yang besar atas ilmu yang dibagikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun