Mohon tunggu...
Irsan Husain
Irsan Husain Mohon Tunggu... Editor - Jejak Jemari Institute (Lembaga Training dan Manajemen Sekolah)

Direktur Jejak Jemari Institute (Lembaga Training dan Manajemen Sekolah) Pembina Yayasan Haifa Montessori Indonesia, Organizer di LEADS (Labor Education And Development Syndicate)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Teknik Menghadapi Anak Menangis

10 September 2021   10:55 Diperbarui: 10 September 2021   10:58 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teriakan adalah cara anak menaikkan level tangisannya, jika dia menganggap bahwa orangtua nya belum memenuhi keinginannya. Menangis dan berteriak dianggap anak sebagai alat komunikasi.

Hal ini harus menjadi perhatian dan observasi bagi orangtua dan guru. Tingkah pola ini harus direkam dan ditandai. Karena bisa saja, anak akan menaikkan level nya lagi lebih dari menangis dan berteriak. Mungkin bisa memukul atau yang lebih parah dari itu.

Ada tiga tahapan penting yang bisa dilakukan :

Pertama : Amati apa yang menjadi kekesalan nya sehingga anak menangis. Apakah anak lapar, haus, atau ada hal lain yang mengganggunya secara fisik. Apakah anak jatuh, mengalami benturan, atau tantrum disebakan fakor psikologis. Mungkin dia cemburu, merasa tidak perhatikan, atau hal apa yang membuatnya sedih. Sebab ini harus diketahui dan diselesaikan saat itu juga.

Kedua : Tawarkan bantuan dengan mengajaknya berbicara. Mungkin bisa tawarkan makan, minum, selesaikan persoalan yang membuat mereka marah. Jika belum mereda, gali terus informasi hal apa yang membuat dia menangis. Karena pasti ada sebabnya. Jika belum juga ada perubahan, pindahkan anak ke ruangan berbeda, abah keadaan dari yang sebelumnya. Mislanya dengan membuka pakaiannya, atau mungkin memandikannya jika terlihat anak dalam kondisi yang panas.

Biasanya anak akan kelelahan dan bisa saja dia akan tertidur. Orangtua harus tetap dalam kondisi tenang.

Ketiga : Jika anak sudah tenang, orangtua mulai mengajaknya komunikasi. Sampaikan bahwa, tidak perlu menangis atau berteriak untuk meminta sesuatu. Sampaikan bahwa ibu atau ayah pasti akan membantu menyaipkan apa yang menjadi keinginan anak. Ibu atau ayah berusaha untuk memahami apa yang menjadi keresahan atau ketakuatan yang dihadapi anak.

Anak hanya butuh untuk terus diyakinkan. Bahwa dikondisi ini anak tidak sedang sendiri. Ada baiknya setelah terlihat anak memahami apa yang disampaikan oleh orangtua dan guru, anak boleh diberikan pelukan dan senyuman hangat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun