Mohon tunggu...
aris moza
aris moza Mohon Tunggu... Guru - menekuni dunia pendidikan sebab aku percaya dari sanalah mulanya segala keberhasilan itu bermula

seorang yang lantang lantung mencari arti dan makna dalam setiap langkah kecilnya. lalu bermimpi menjadi orang yang dikenal melalui karya-karyanya, bukan rupa, bukan harta, bukan panggkat atau jabatan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Aktivis Terjebak Cinta

28 Januari 2018   15:31 Diperbarui: 28 Januari 2018   15:44 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Aktivis juga manusia, ia bisa saja jatuh cinta dan tenggelam dalam asmaranya. Meski begitu, untuk urusan ini terkadang kalangan aktivis diliputi delima. Padahal sebagai kodrat manusia jatuh cinta adalah keniscayaan. 

Kisah cinta di kalangan aktivis memang setingkat lebih rumit, lihat saja dalam sebuah catatan yang ditulis oleh soe hok gie. Gie adalah sosok aktivis yang hari-harinya penuh diliputi pertarungan pemikiran idealismenya dan kenyataan yang harus ia hadapi. Tidak mudah bagi seorang gie untuk jatuh cinta, tetapi bukan berarti Gie tidak merasakan jatuh cinta. Suatu ketika dalam catatan hariannya Gie menuliskan bagaimana melankonisnya ia sebagai seorang manusia yang sedang dilanda jatuh cinta. 

"apakah kau masih akan berkata, kudengar derap jantungmu, kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dalam cinta?"
 

tetapi begitulah dalam setiap langkah ia ingin mendapatkan cintanya, justru selalu mendapatkan penolakan.

Tan malaka juga pernah menulis dalam satu catatannya seperti ini

"lelaki kaum pergerakan hanya layak dicintai, bukan dinikahi. Ibarat burung, jika kakinya diikat sebentar, dia akan canggung terbang tinggi. Tetapi jika kakinya diikat terlampau lama, dadanya akan meledak akibat gejolak hasrat"

Bagimana pertarungan hasrat sebagai insan manusia dengan idealismenya yang sedang berkecamuk di dadanya.

Para aktivis adalah manusia biasa, ia juga butuh di cintai atau mencitai. Meski terkadnag hal itu tersamar dalam balik idealismenya. Tapi bagaimanapun hatinya butuh sentuhan cinta. Perasaan yang akan membawanya pada langkah-langkah selanjutnya.

Apakah jatuh cinta bagi seorang aktivis itu sebuah kutukan? Pernah mendengar cerita bung Tomo pengobar semangat melalui radio yang membangkitkan arek-arek surabaya. Ada satu kisah percintaan yang mungkin tidak tertulis dalam sejarah perjuangan bung tomo, ia pada saat bung tomo bersama seluruh elemen masyarakat berjuang mempertahankan kemerdekaan. Ia memutuskan untuk menikah, sehingga pada waktu itu bung tomo mendapat cemooh dari rekannya. Wal hasil pasangan yang baru menikah ini harus merelakan berpisah untuk beberapa saat. Demi terus berjuang mempertahankan kemerdekaan indonesia.

Begitulah kisah percintaan para aktivis dahulu, bagaimana dengan aktivis zaman now. Apakah idealisme mereka masih tumbuh sekuat mereka, atau justru luput dan tenggelam berbau dengan anak-anak alay zaman sekarang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun