Mohon tunggu...
Jeff NdunJr
Jeff NdunJr Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Sampah Inzphyrasi

Menulis itu ilahi. Melaluinya setiap orang menjadi abadi dalam waktu dan ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pulang adalah Syukur, Pulang adalah Ekaristi: Pastor Ave Alupan, Pr Pulang Kampung

25 September 2021   08:49 Diperbarui: 25 September 2021   08:58 1743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Foto: dokpri.com, manufui

TENTANG PULANG

Setiap orang datang dari sebuah tempat, dalam sebuah situasi dengan berbagai konteksnya; konteks adat-budaya, lingkungan sosial, peradaban tertentu dan khas. Dari sana seseorang akan terbang, berpetualang, pergi karena sebuah motivasi dan demi sebuah tujuan. Lalu pada tempat lain, orang akan bertemu dengan sesuatu yang bisa jadi sama dengan yang pernah ia alami atau mungkin sesuatu yang begitu baru. Di sana orang akan bersosialisasi, dibentuk dan membentuk diri dan kehidupannya.

Sejauh apapun seseorang pergi, setinggi apapun seseorang terbang, sedalam apapun seseorang menyelami kehidupan di berbagai tempat, situasi atau pilihan hidup, satu kebenaran yang perlu diterima dan diakui bahwa semua itu tidak akan terjadi kalau orang tidak memiliki pijakan awal, langkah awal. Dan itu hanya terjadi di tempat mana seseorang dilahirkan, lingkungan atau tempat di mana berbagai peradaban yang terkait dengannya dimulai.

Orang yang hebat bukan mereka yang mengingat banyak hal tetapi mereka yang tidak pernah melupakan hal-hal pertama yang membentuk seluruh perjalanan hidup mereka. Entah hal itu baik atau tidak, benar atau salah, semua itu menjadi deretan sejarah yang dimaknai. Karena itu langkah yang paling bijak untuk semua itu adalah selalu bersyukur atas apa dan siapa yang dimiliki, pernah dimiliki dan memang selalu dimiliki.

Bentuk syukur atas segala sesuatu itu adalah PULANG. Pulang bukan tentang sekadar mengingat kembali, tetapi langkah konkrit adalah datang kembali melihat, mengalami secara langsung tempat, atau orang-orang di mana orang pernah dilahirkan atau berbagai peradaban tentangnya dimulai. Mungkin yang akan dijumpai tidak akan seperti yang dulu, mungkin orang-orang yang pernah bersama telah tiada. Tetapi terpenting adalah orang datang dan pulang untuk mengalami secara langsung. Lalu mencoba untuk masuk pada masa lalu, melihat situasi sekarang dan mentautkannya dengan seluruh perjalanan hidup sendiri di dalam pemaknaan dan penghayatan.

PULANG adalah syukur. Akhirnya hidup ini adalah perjalanan menuju pulang". Pulang ke tempat di mana semua tentang seseorang dimulai. Pulang ke situasi di mana orang dibentuk. Pulang ke orang-orang di mana orang mengalami pengalaman dicintai dan mencintai. Dan semuanya ini menghantar orang bahwa hidup adalah perjalanan pulang menuju ke-awal-an dan ke-AWAL-an. Orang pulang ke rahim manusia, pulang ke rahim tempat, pulang ke rahim peradaban dan akhirnya pulang ke RAHIM KEHIDUPAN.

Orang yang tidak pernah pulang, tidak pernah bersyukur. Orang tahu ke mana ia pergi tetapi tidak tahu atau lupa dari mana ia berangkat. Ini ibarat seekor elang yang terbang tinggi tetapi tidak memiliki kaki. Cepat lambat ia akan letih dan mati. Ia hanya akan mengalami kemegahan dari ketinggian dalam waktu sementara, seterusnya adalah tidak mungkin

PASTOR XAVERIUS ALUPAN PULANG KAMPUNG

Jumat, 24 September 2021, Pastor Xaverius Timo Alupan, Pr (Rm. Ave), seorang imam Keuskupan Agung Kupang pulang ke kampung halamannya di Supun-Manufui. Ia memang dilahirkan, dibesarkan di Kota Karang-Kupang dengan berbagai kehidupan di sana. Tetapi ia tidak bisa mengkhianati darah dan ke-awal-annya sebagai seorang putera Biboki, anak Supun-Manufui. Sebab Ayahnya berasal dari Manufui dan Ibunya dari Bajawa.

Ia pulang untuk merayakan syukur bersama semua keluarganya di sana atas Rahmat tahbisan imamat yang ia terima pada tanggal 02 Februari 2021 bersama ketujuh temannya oleh Mgr. Petrus Turang. Waktu itu perayaan tahbisan dilakukan secara djaring di Paroki Santa Familia Sikumana.

Ia datang mengunjungi para leluhurnya yang telah meninggal, membakar lilin dan mendoakan mereka. Ia datang melihat, masuk dalam rumah tua. Rumah di mana ayahnya dan segala keluarganya bernaung dari terik matahari, menjalani kisah hidup bersama, mengalami dan menghayati segala nilai kehidupan. Ia datang ke tempat, rumah di mana ia akan belajar untuk berjalan, berpetualang sebagai seorang pewarta sebagaimana ayahnya adalah seorang peziarah. Ia datang untuk menimba kekuatan persaudaraan, keutamaan-keutamaan kehidupan lainnya yang menjadi bekal untuk ia berziarah sebagai homo Viator. Ia pulang untuk melihat, diam, berbicara, ribut, tertawa, menangis, marah, tersenyum dengan segala yang pernah ada, sementara dan akan ada di sana.

Puncak kepulangannya itu dirayakan dan disatukan dalam Ekaristi bersama. Di bawah motto tahbisannya "aku tahu kepada siapa aku percaya"(2Tim 1: 12b), semua kepulangan direfleksikan dan berpuncak pada iman dan kepercayaan bahwa Allah adalah sumber segalanya. Karena itu kepulangannya dan juga setiap orang sebenarnya mengarahkan bahwa segala sesuatu berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Akhirnya pulang adalah syukur, pulang adalah EKARISTI dan hidup adalah pergi menuju pulang kepada Allah.

Jeff Ndun, Jr

Supun-Manufui, 24 September 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun