Mohon tunggu...
Jeff Sinaga
Jeff Sinaga Mohon Tunggu... Guru - Suka menulis, olahraga dan berpikir

pendidik, ju-jitsan, learn to stay humble and live to give good impact. :-) follow twitter: @Jef7naga

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Pak, Brexit Itu Apa?

10 November 2016   22:51 Diperbarui: 10 November 2016   23:04 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber:http://www.bbc.com/news/uk-politics-32810887)

Karena asiknya bercerita sampai lupa ternyata ada pesan bbm yang masuk. Saya buka dan ternyata pesan dari salah satu siswa saya yang kini telah menjadi mahasiswa di salah satu PTN di kota ini. pesannya berisi pertanyaan, “pak, Brexit itu apa?”

Saya kemudian cepat-cepat mencari referensi yang lebih bagus dan mudah dicerna oleh mahasiswa tingkat awal seperti dia. Tanpa membuka dahulu pesannya karena memang langsung terlihat di wall smartphone, saya balas singkat dulu tentang asal usul kata brexit itu. Tujuan saya sederhana, untuk menggali lebih dalam minat yang terkandung dari pertanyaan yang dilontarkannya tersebut.

“jadi kalo menjelasinnya nanti kek mana tu pak?”

“jelasin gimana? Untuk apa?”, nanya balik sok serius. Tujuannya masih sama, sejauh mana minatnya untuk menggali jawaban atas pertanyaannya tersebut.

“jelasin dengan bahasa inggris, kami di kasih video sama pak dosen, jadi mana taulah saya pak karena cepat kali pun videonya” jawabnya lagi.

Kemudian saya kasih sedikit pengantar bla.bla.bla untuk hal yang berhubungan dengan pertanyaannya itu sejauh yang saya pahami. Lalu saya lampirkan tautan yang sumbernya dari web asing sambil menuliskan pesan, “baca tautannya, artikan supaya gampang dipahami, sempitkan poin-poinnya supaya gampang kamu mempresentasikannya nanti”.


“panjang atau pendek itu pak?” tanyanya kembali.

“cek aja”

“wuihh panjang kali pak, jongkoklah otak saya menghafalnya”.

Kemudian saya katakan, “makanya cerna dulu, saya sudah bilang artikan supaya gampang membuat poin-poin penting, dengan begitu kamu gampang membuat gambaran apa maksud yang terkandung dan enak jelasinnya pas dipresentasi. Sesederhana itu.”

“di sini terkadang saya merasa sedih”, balasnya lagi.

“semangat berusaha”, jawab saya.

“sipp pak”

Begitulah percakapan kami via bbm tadi. Memang itu bukan kasus yang pertama yang sering dia tanyakan seputar pelajaran yang mungkin menurutnya masih asing baginya. Sebelum masuk PTN saya juga selalu tekankan untuk jangan jemu bertanya apapun yang tidak dimengerti, karena dengan demikian berarti niat untuk maju dalam hidup itu ada.

Sebenarnya guru yang dirasa dekat dengannya bukan saya saja. Mungkin nilai plus saya adalah karena saya guru ekonomi yang bisa berbahasa inggris. Dan beberapa dosennya adalah dosen saya dulu semasa kuliah. Sementara bahasa inggris tidak masuk di akalnya dan mungkin sulit baginya mencari orang yang dengan senang hati ingin menjawab semua pertanyaannya.

Saya paham betul bahwa tidak sedikit mahasiswa saat ini yang tak mau repot dalam mengerjakan tugas. Segala macam cara singkat ditempuh seperti mencontek, copy paste, google translate bahkan nebeng tugas sama teman hanya karena malas berusaha lebih baik.

Si anak tadi selalu saya dorong untuk tidak menjadi pelajar/mahasiswa yang gampangan. Harus berikan usaha semaksimal mungkin supaya ngerti kalau sekolah itu memang terkadang harus menderita. Kerap kali harus bisa tahan nafsu untuk tidak kumpul dengan kumpulan orang-orang yang berpotensi mengkorup cara berpikir dan memahami suatu masalah. Karena jangan sampai kamu kuliah hingga sarjana tapi satu pun ilmu yang kamu tekuni tidak melekat sama sekali.

Selalu menyikapi dengan bijak suasana kampus yang penuh dengan bermacam hal dan berusaha untuk menarik kamu ikut kedalamnya. Hanya demi membuatmu terlena dan melupakan tujuan utamamu ke kampus yakni menambah nilai kamu (value) sebagai pribadi yang terpelajar.

Jadi setiap kali siswa saya membutuhkan sesuatu dan bertanya, biasanya saya memberi mereka pancing, mungkin bisa ikut umpannya, jaringnya, speedboatnya tergantung sejauh mana minat mereka untuk menggali kebutuhan itu. Namun mereka harus tetap mencari dan memancing apa yang mereka butuhkan sampai dapat dan menjadi hadiah atas usaha mereka sendiri.

 Harapan saya sederhana, yakni mendorong mereka untuk menjadi Intelektual-intelektual yang benar-benar tangguh, terpelajar dan mumpuni dibidang mereka masing-masing. Bukan yang cemen, gampangan dan asbun yang bertebaran dimana-mana saat ini memenuhi dunia kampus, dunia sosial dan politik. Alhasil tak sedikit dari mereka berakal pendek dan gampang terprovokasi. Maka dari itu jadilah mahasiswa yang berkualitas bukan yang gampangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun