Mohon tunggu...
Rv Lantang
Rv Lantang Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

14 years old guy, love football, cars racing, and music, a true fan of Arsenal Football Club and McLaren Mercedes. Life is a journey, so we don't have much time do something useless (just like answering your own question, if you know what i mean)

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Ironi Arsenal: Dicari Seorang Leader dan Goal-Getter

26 Maret 2014   09:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:27 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Schurrle dari sisi kiri, kirim bola ke Eto'o, dan Eto'o, goallllllllll....
Ah hanya kebetulan. pikirku.
85 menit kemudia, gawang Arsenal telah penuh dengan setengah lusin gol dari dari Chelsea, dengan diaktori Oscar, Andre Schurrle, dan Eden Hazard, 3 attacking midfielder Chelsea yang dikenal lebih berbahaya dari penyerang mereka sendiri.  Apa yang sebenarnya terjadi Arsenal? Kemana larinya superioritas yang ditunjukan sejak awal musim, di interval ke 2 musim ini tampak seperti es yang mencair diterpa matahari.

What's Happen?

Setelah kebobolan dua gol di 7 menit pertama, seharusnya Arsenal bisa memberikan perlawanan. Walaupun masih kalah dengan 3 tim lain di 4 besar dalam hal menjebol gawang, lini depan Arsenal tidak buruk-buruk amat. Nama-nama semacam Santi Cazorla, Alex Oxlade Chamberlain, Lukas Podolski, dan Olivier Giroud yang menghiasi lini depan Arsenal, seharusnya mampu memberikan perlawanan. Tetapi kondisi mental pemain Arsenal yang telah down dihantam 2 gol dalam 7 menit, makin hancur ketika petaka terjadi di menit ke 15. Eden Hazard berlari menusuk pertahanan Arsenal, dan melepaskan tembakan dari jarak jauh. Ox melompat menepis bola dengan tangannya, dan bola memantul ke arah Kieran Gibbs. Seketika pemain Chelsea melayangkan protes, sementara Mourinho protes dengan gayanya di pinggir lapangan. Wasit Andre Marriner menunjuk titik putih. Masih benar. Marriner mengeluarkan kartu merah dari sakunya, dan menghadiahkannya kepada KIERAN GIBBS. Pemain Arsenal langsung memprotes keras keputusan kontroversial itu. Ox sendiri mengakui kepadanya bahwa dia lah yang melakukan handsball. Tapi Marriner tetap pada keputusannya. Hazard yang menjadi algojo, sukses mengelabui Szczesny. Pada akhirnya Arsene Wenger harus melihat timnya gawangnya dipenuhi 6 gol, tepat di pertandingannya yang ke 1000.

Dicari penerus Thierry Henry, Robin van Persie, dan Tony Adams

Membangkitkan kepercayaan diri 10 orang pemain ketika telah tertinggal 3 gol dalam waktu 15 menit bukanlah hal yang mudah. Beberapa tahun belakangan, Arsenal tampak kehilangan seorang pemimpin dan jenderal di lapangan yang mampu membangkitkan kepecayaan diri kawannya. Walau tak jarang Arsenal mampu menampilkan mental juara, dengan membalikkan keadaan setelah tertinggal, tetapi tak jarang pula sebaliknya. Sosok panutan seperti itulah yang tampaknya dibutuhkan Arsenal sekarang. Tomas Rosicky, Mikel Arteta, atau Per Mertesacker dan beberapa pemain senior masih belum mampu mengemban amanah itu. Dengan adanya sosok seperti itu di lapangan, diharapkan para pemain Arsenal, terutama para pemain muda, tidak mudah goyang mentalnya, walaupun dihujani 10 gol pun, akan selalu berjuang sampai wasit meniup peluit tanda laga usai. Dalam laga melawan Chelsea, setelah kebobolan 3 gol, Arsenal seperti tanpa perlawanan. Beberapa serangan yang dimotori Santi Cazorla dan Podolski, hanya bersifat sporadis, tanpa pergerakan, perencanaan dan koordinasi yang baik. Saya percaya jika Arsenal sampai sekarang masih dihuni sosok seperti Cesc Fabregas, Samir Nasri, Robin van Persie, Kolo Toure, Ashley Cole, Thierry Henry, niscaya membalikkan skor bukanlah hal yang terlalu susah (saya tidak akan menyalahkan kebijakan transfer Arsenal, karena Wenger pasti punya alasannya tersendiri).

Sekarang ke lini depan.
Sejak medio Oktober 2013, sebenarnya saya sudah memikirkan hal ini. Saat itu Arsenal masih nyaman di pucuk klasemen, dan jarang mengalami kekalahan. Tapi yang saya khawatirkan memang terjadi. Lini depan Arsenal memang tergolong tumpul. Walaupun menang, kadang hanya 1-0 atau 2-0, sedangkan tim2 terdekatnya, walaupun kadang kurang konsisten, tetapi kerap kali menang dengan marjin 3gol lebih. Hal itu menjadi pemikiran saya. Kadang gol baru dicetak di menit akhir, kadang juga melalu gol yang berbau keberuntungan. Selain seorang leader seperti Tony Adams,  Arsenal jelas butuh goal-getter baru, bukan seorang playmaker/winger seperti Julian Draxler (lain soal jika Wenger akan mentransformasinya menjadi seorang seperti striker seperti halnya RvP).  Arsenal butuh striker pekerja keras, yang berani mengambil bola hingga ke lini belakang ketika aliran bola dari lini kedua seret, serta memiliki skill individu yang baik ketika serangan yang dibangun mandeg (freekick dll). Striker yang ada saat ini, Olivier Giroud, bukan tipe itu. Ia adalah tipe pemain yang membutuhkan aliran bola dari lini kedua, dengan kata lain sangat tergantung. Sementara Yaya Sanogo belum terlihat kemampuan maksimalnya. Jika Arsenal memang menargetkan juara di musim depan, 2 pemain dengan tipe inilah yang patut dicari Arsenal di bursa transfer musim panas. Arsene Wenger juga diharapkan lebih sering melakukan rotasi untuk mencegah cedera pemain yang sering menghinggapi (ingat ketika Mesut Ozil terus menerus dimainka di medio Oktober-Desember hingga kelelahan)

Sekian tulisan saya, sebenernya sudah saya tulis sehari sebelumnya, tapi baru saya upload sekarang. Mohon komentar, kritik, dan sarannya di comment section.

*Sorry for typho

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun