Mohon tunggu...
Jazzy Eka
Jazzy Eka Mohon Tunggu... Guru - Guru

Let's write the world

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tetap Waras dengan Membenahi Niat

23 Januari 2024   22:18 Diperbarui: 24 Januari 2024   06:49 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by rawpixel.com on Freepix

Sungguh misterius sekali memang makhluk Allah tak kasat mata ini. Entah bagaimana penampakan makhluk "niat" ini. Seperti halnya "cinta" tak terlihat, tapi sangat terasa dampaknya dalam kehidupan manusia. Begitupun niat, sepertinya "tak berarti" tapi berdampak besar pada berpahala atau tidaknya sebuah amal manusia.

Hadis tentang niat ditempatkan sebagai salah satu hadis populer, yang artinya berbunyi seperti ini: 

Dari Amirul Mu'minin, Abu Hafsh Umar bin Al Khathab Radhiallahu Ta'ala 'Anhu, dia berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya amal itu hanyalah beserta niat, dan setiap manusia mendapatkan sesuai dengan apa-apa yang diniatkannya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan RasulNya maka hijrahnya itu adalah kepada Allah dan RasulNya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia yang diinginkannya atau wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya itu kepada apa-apa yang ia inginkan itu." (Diriwayatkan oleh Imamul Muhadditsin, Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhari dan Abul Husein Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naisaburi, dalam kitab shahih mereka yang merupakan kitab hadits paling shahih). 

Asbabul Wurud atau asal usul turunnya hadis ini berdasarkan beberapa sumber, adalah penjelasan Rasul atas seorang laki-laki yang ikut berhijrah dari mekah ke madinah bukan karena ingin berdakwah, tapi karena mengejar wanita yang ingin dinikahinya.

Jika diadopsi menjadi dramkor, atau romance Hollywood, kisah lelaki yang mengejar wanita melintasi lautan padang pasir di zaman tersebut, tentu akan menjadi kisah cinta yang mengharukan dan bernilai romantis. Bisa jadi banyak wanita yang bahagia jika dikejar se-effort itu oleh seorang lelaki. Dan para penonton akan berharap kisah mereka akan happy ending, si lelaki dan wanita itu akhirnya bersatu.

Ya, itu dilihat dari kasat mata manusia yang hormon oksitosinnya berlebih. Namun, dilihat dari kacamata agama, apalagi yang berkaitan dengan tauhid uluhiyah, hal tersebut merupakan perbuatan yang jelas salah.

Rasul menjelaskan bahwa segala sesuatu yang kita lakukan di dunia ini, jika ingin mengantarkan pada kebahagiaan akhirat, harus memenuhi dua syarat (a) diniatkan karena Allah, dan (b) dilakukan sesuai tuntunan Rasul. Keduanya harus selalu terpenuhi. Tidak bisa hanya salah satu saja yang menjadi dasarnya. Contohnya, kasus Robin Hood. Meskipun dia tokoh fiksi, namun konon di masa itu di Inggris, memang banyak terjadi perampokan terhadap golongan elit, dengan dalih untuk dibagikan kepada rakyat miskin. Dengan niat membantu orang yang lemah, tapi dengan cara yang salah, bukanlah sebuah perbuatan yang positif. Begitupun ketika kita katakanlah membagikan sedekah, tapi ada niat lain, misalnya caleg yang ingin dipilih. Ini pun merupakan perbuatan yang tidak akan dinilai pahala.

Intinya ketika amal perbuatan kita ingin bernilai dan berpahala besar maka harus diniatkan karena Allah semata, dan segala tata caranya berdasarkan tuntunan Rasul.

Namun, apa sebenarnya hikmah, ketika kita mendasari semua perbuatan hanya karena Allah? Apakah Allah menginginkan validasi dari makhluknya? Tentu itu praduga yang salah. Allah tidak akan pernah memerlukan pengakuan atau validasi dari mahluknya. Karena itu bukanlah sifat Allah. Kalaupun semua mahluk menolak keberadaan Allah (Naudzubillahimindzaalik), entitas Allah akan selau tegak, megah dan abadi.

Ketika kita mendasari semua amal perbuatan dengan niat yang lurus dan murni lillahita'ala, setidaknya akan menghindarkan kita dari beberapa penyakit mental berikut ini:

  • Berharap lebih kepada manusia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun